Ilustrasi kamera mirrorless (Foto: Istimewa)
Ilustrasi kamera mirrorless (Foto: Istimewa)

Jakarta, Aktual.com – Saat ini semua orang bisa menjadi fotografer dadakan. Pasalnya, setiap ponsel atau smartphone memiliki kamera yang dapat digunakan mengambil gambar kapan pun mereka mau.

Namun apabila Anda menginginkan kamera dengan kualitas gambar lebih baik dari smartphone/kamera pocket, Anda bisa mencoba kamera mirrorless. Tiga keunggulan Kamera mirrorless yang paling menonjol adalah bodi yang ringkas, ukuran sensor gambar yang besar dan lensanya yang dapat digonta-ganti.

Di sisi lain, kamera mirrorless generasi terkini juga tidak melupakan obsesi selfie para calon penggunanya. Dilansir dari Oktagondaily, ada 4 kamera mirrorless terbaik berdasarkan keunikannya masing-masing, plus tentunya yang dilengkapi dengan fitur selfie.

Panasonic Lumix GF7
Pilihan nomor satu jatuh pada Panasonic Lumix GF7. Alasannya mudah; saat mempertimbangkan kamera mirrorless, ekosistem lensa yang tersedia amatlah penting, dan Panasonic (bersama Olympus) lewat platformMicro Four Thirds-nya didukung oleh segudang lensa yang kompatibel.

Lumix GF7 memakai sensor Micro Four Thirds dengan resolusi 16 megapixel dan opsi perekaman video maksimal 1080p 60 fps. Sensor ini cukup sensitif, dengan opsi penyetelan ISO mulai 100 sampai 25.600.

Sistem autofocus yang digunakan adalah contrast detection, yang secara teori kurang efektif untuk mengabadikan objek bergerak, tetapi kinerjanya amat cepat dan responsif meski digunakan dalam kondisi kurang terang.

Soal kemampuan selfie, Lumix GF7 mengandalkan layar sentuh 3 inci dengan resolusi 1,04 juta dot yang bisa diputar hingga 180º ke depan. Menariknya, saat dalam mode selfie ini, pengguna bisa mengambil gambar dengan menekan tombol shutter menggunakan tangan kiri, atau tombol Fn1 memakai tangan kanan.

Wi-Fi dan NFC turut disematkan ke dalam bodi Lumix GF7 sehingga pengguna bisa memindah gambar ke smartphone dengan mudah, plus mengontrol kamera dari kejauhan. Banderol harganya di tanah air berkisar di angka Rp 7,3 juta, termasuk lensa 12–32 mm f/3.5–5.6.

Sony A5100
Sony A5100 mendapat tempat di posisi kedua. Alasannya, kamera ini mengemas sistem autofocus yang amat canggih, memadukan 25 titik contrast-detection dan 179 titik phase detection. Berkat sistem AF ini, ia sangat ideal digunakan untuk mengabadikan objek-objek bergerak, seperti misalnya buah hati Anda yang gemar berlarian di halaman rumah.

Sensor gambar yang digunakan adalah tipe APS-C, dengan resolusi 24,3 megapixel. Ukuran bidang sensor ini lebih besar ketimbang milik Lumix di atas, sehingga secara teori ia memiliki performa low-light yang lebih baik.

A5100 dapat menggunakan setelan ISO mulai 100 – 25.600, sedangkan perekaman video bisa dilangsungkan dalam resolusi 1080p 60 fps – baik dalam format AVCHD atau XAVC S yang diklaim memiliki kualitas lebih bagus.

Sony A5100 juga mengemas layar sentuh 3 inci yang bisa diputar 180º seperti milik Lumix GF7. Sayang resolusinya sedikit lebih rendah, tepatnya di angka 921.600 dot.

Pun begitu, Sony tak lupa menanamkan chip Wi-Fi dan NFC ke dalam bodi A5100. Lebih lanjut, ia juga bisa mendapatkan fungsi-fungsi tambahan lewat berbagai aplikasi Play Memories Camera Apps yang bisa diunduh langsung pada kamera.

Banderol harga Sony A5100 sedikit lebih tinggi ketimbang Lumix GF7, tepatnya Rp 8,5 juta – sudah termasuk lensa 16–50 mm f/3.5–5.6.

Samsung NX500
Posisi ketiga ditempati oleh Samsung NX500. Keunggulan utama NX500 terletak pada kemampuannya merekam video dalam resolusi 4K 30 fps.

Sensor APS-C miliknya juga mempunyai resolusi terbesar, yakni 28 megapixel – namun perlu diingat bahwa resolusi bukanlah faktor terpenting dalam menghasilkan gambar berkualitas. Seperti Sony A5100, NX500 juga memanfaatkan sistem autofocus yang memadukan metode contrast-detection dan phase-detection.

Setelan ISO yang didukung adalah 100 – 25.600. NX500 mengemas layar sentuh AMOLED 3 inci dengan resolusi 1.036.000 dot, dan tentu saja, layar ini bisa diputar hingga 180º menghadap ke depan. Ia dilengkapi konektivitas Wi-Fi dan Bluetooth untuk keperluan transfer foto dan remote control.

Samsung NX500 saat ini sudah mulai dipasarkan seharga ± Rp 10 juta. Paket standarnya mencakup lensa 16–50 mm f/3.5–5.6.

Nikon 1 J5
Alternatif terakhir kamera mirrorless terbaik dengan kemampuan selfie adalah Nikon 1 J5. Kamera ini merupakan produk paling gres di antara ketiga lainnya, dan tentunya ia juga membawa keunikannya tersendiri.

Salah satu yang paling menonjol adalah performa burst shooting-nya yang mengesankan. Nikon 1 J5 sanggup mengambil hingga 20 gambar per detik dengan resolusi penuh dan dalam kondisi continuous AF menyala. Jika mode tersebut diganti menjadi single AF, maka performa burst shooting ini akan meningkat menjadi 60 gambar per detik.

Kendati demikian, kamera ini memiliki ukuran sensor paling kecil di antara lainnya, yakni hanya sebesar 1 inci, dengan resolusi 20,8 megapixel. Sensitivitas ISO-nya berkisar di angka 160 – 12.800.

Sama seperti NX500 di atas, Nikon 1 J5 juga bisa merekam video dalam resolusi 4K, tetapi hanya terbatas pada kecepatan 15 fps saja. Sistem autofocus yang diadopsi telah memadukan metode contrast-detection dan phase-detection.

Keperluan selfie pengguna akan diakomodasi oleh sebuah layar sentuh 3 inci beresolusi 1.037.000 dot. Ia juga mengemas Wi-Fi dan NFC untuk kebutuhan memindah foto sekaligus mengontrol kamera dari kejauhan via smartphone atau tablet.

Melihat usianya yang masih sangat muda – masih hitungan hari sejak diperkenalkan secara resmi – Nikon 1 J5 sepertinya masih belum tersedia untuk pasar Indonesia. Di AS, ia dipasarkan seharga $500 (± Rp 6,5 juta) bersama sebuah lensa 10–30 mm f/3.5–5.6.

Keunggulan dan kelemahan
Panasonic Lumix GF7 unggul di sisi ketersediaan lensa. Sony A5100 memegang gelar di bidang kinerja auto focus untuk objek bergerak. Samsung NX500 sanggup merekam video 4K dalam kecepatan 30 fps. Sedangkan Nikon 1 J5 memiliki kemampuan burst shooting tercepat di kelasnya. Dan yang terpenting, keempatnya dilengkapi layar sentuh yang bisa diputar untuk keperluan selfie.

Keputusan pun ada di tangan Anda sebagai konsumen. Harga jualnya yang mirip-mirip membuat persaingan di segmen ini cukup ketat. Harapannya, artikel ini dapat membantu Anda membuat keputusan berdasarkan keunggulan masing-masing kamera.

Sumber: Oktagondaily

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka