Jakarta, Aktual.com – Terdapat empat kebiasaan keliru yang kerap dilakukan oleh pengemudi sepeda motor saat berkendara di jalan raya.
Hal tersebut diungkapkan oleh instruktur keselamatan berkendara dari Safety & Defensive DrivingConsultant Indonesia (SDCI) Doddy Setiadi YP, dalam acara MPM Road Safety Campaigne 2018 di Bogor, Minggu.
“Setidaknya ada empat kebiasaan salah yang sering dilakukan bikers,” ucap Doddy.
Kebiasaan keliru pertama adalah terkait posisi jari tangan pada saat menggenggam grip stang kemudi. Doddy mengatakan masih banyak pengendara sepeda motor yang memiliki kebiasaan menggenggam grip stang kemudi dengan seluruh jari tangan.
Padahal, kata dia, cukup tiga jari tangan saja yang berperan untuk menggenggam grip stang kemudi, yakni ibu jari, jari manis dan jari kelingking. Khusus ibu jari, posisinya harus melingkari grip guna menahan posisi tubuh ketika hendak melakukan pengereman.
Sementara dua jari lainnya, yaitu jari telunjuk dan jari tengah diposisikan siaga pada tuas rem tangan dan atau kopling.
“Jadi dua jari lainnya itu stand by di atas handle rem. Pada saat melakukan pengereman, jari sudah siap,” ucapnya
Kebiasaan keliru yang kedua mengenai arah pandangan. Menurut Doddy, sebagian pengemudi motor masih mempunyai kebiasaan menunduk pada saat berkendara di jalan.
Posisi seperti itu cukup membahayakan karena membuat pengendara menjadi tidak memiliki ruang pandang yang baik.
“Mata harus lihat jauh ke depan. Hal itu agar bisa melihat situasi dengan baik dan bisa cepat melakukan antisipasi bila terjadi sesuatu yang bahaya,” ujar pria yang aktif sebagai crosser itu.
Kebiasaan keliru selanjutnya, sambung Doddy adalah menurunkan kaki dari foot step atau pijakan kaki pada saat menunggangi kuda besi.
Kebiasaan seperti itu sebaiknya dihilangkan karena dapat membuat keseimbangan pada saat berkendara menjadi tidak stabil.
Kebiasaan keliru terakhir yang kerap dilakukan oleh pengendara motor adalah mencondongkan badan ke arah depan pada saat sedang melakukan pengereman.
“Seharusnya saat mengerem posisi badan jangan ikut maju, tapi justru tahan ke belakang, sedikit saja. Tujuannya, karena pada saat melakukan pengereman bobot tubuh berpindah ke depan, itu harus dilawan. Posisi badan mundur sehingga kita bisa menguasai pengereman,” pungkas Doddy.
Ant
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta