Sejumlah massa Aksi 22 Mei terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/2019). Polisi memperingatkan massa untuk membubarkan diri karena sudah melewati waktu yg dijanjikan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Jaksa Penuntut Umum Rumondang Sitorus membacakan tuntutan kepada empat terdakwa kasus kericuhan 21-22 Mei 2019 dengan hukuman kurungan penjara empat bulan 14 hari.

“Sebelum kami tuntutan, kami mempertimbangkan, meringankan menyesali perbuatannya di depan majelis hakim dan memutuskan bahwa terdakwa terbukti lakukan hukuman pidana melanggar pasal 218 KUHP,” ujar Sitorus dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (4/9).

Empat terdakwa  itu Fedrik Mardiansyah, Muhammad Yasir Arafat, Nasrudin, dan Raga Eka Darma.

JPU mengatakan perbuatan para terdakwa terbukti melanggar pasal 218 KUHP untuk perkara penyampaian pendapat secara damai.

Setelah pembacaan tuntutan, Majelis Hakim mempersilakan terdakwa melakukan pembelaan.

Saat itu juga Darma melakukan pembelaan. “Saya mohon majelis hakim bisa membebaskan saya atau memvonis saya seadil-adilnya. Saya menyesal,” kata dia sambil menunduk.

Selain itu, para terdakwa juga dituntut karena telah merusak fasilitas publik dan berada dalam kerumunan perusuh meski aparat meminta bubar.

Mereka turut didakwa melanggar pasal 212 KUHP jo pasal 214 (1) KUHP, pasal 170 KUHP jo pasal 56 ayat 2 KUHP, pasal 358 KUHP jo pasal 56 ayat 2 KUHP, dan pasal 218 KUHP jo pasal 56 (2) KUHP.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Arbie Marwan