Jakarta, Aktual.com – Sebuah perusahaan pengiriman mengungkapkan bahwa enam awak dari kapal barang Jerman telah diculik di perairan Nigeria.
“Empat dari awak yang diculik adalah warga Filipina, dan seorang lagi merupakan warga negara Ukraina,” ujar Kementerian Tenaga Kerja Filipina dan Kementerian Luar Negeri Ukraina dilansir Rabu (25/10).
Penculikan dengan meminta tebusan lazim terjadi di beberapa bagian di Nigeria. Sejumlah orang asing, dalam beberapa tahun belakangan, telah diculik di Delta Niger, daerah yang merupakan sumber utama minyak mentah negara itu yang merupakan andalan dari ekonomi Nigeria.
“Kapal tersebut diserang oleh para perompak pada Sabtu dini hari ketika mendekati salah satu pelabuhan di Nigeria,” kata juru bicara untuk Peter Doehle Schiffahrts KG.
“Enam awak kapal itu diculik dari kapal dan saat ini mereka ditahan oleh para penculik di Nigeria,” katanya.
Tidak ada warga negara Jerman yang menjadi korban penculikan itu.
Mereka yang diculik terdiri dari empat warga Filipina, seorang warga Ukraina dan seorang warga Hungaria, menurut pernyataan pejabat dari negara-negara yang terkait.
Pada saat pernyataan tersebut dibuat, belum ada hubungan resmi dengan para penculik dan kapal tersebut telah dipindahkan dari perairan Nigeria dengan 12 awak yang tersisa dalam keadaan selamat, kata juru bicara tersebut.
“Langkah utama kami adalah berusaha menghubungi para penculik dan mencoba untuk membebaskan secepatnya dan mengamankan pelaut kami,” katanya.
Kementerian luar negeri Jerman tidak segera membalas surat elektronika untuk memberikan tanggapan. Empat dari enam awak yang diculik adalah warga Filipina kata Menteri Tenaga Kerja Filipina.
Seorang pejabat di Kementerian Luar Negeri Ukraina mengatakan bahwa keterangan awal menunjukkan bahwa warga negara Ukraina termasuk di antara mereka yang diculik. Namun pejabat tersebut tidak memberikan keterangan lebih lanjut.
Seorang warga Hungaria juga diculik, kata seseorang pejabat yang memberikan keterangan dengan syarat tidak disebut namanya karena terkait dengan keamanan operasi penyelamatan. Kementerian Luar Negeri Hungaria tidak segera bersedia memberikan tanggapannya. (ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka