Jakarta, Aktual.com – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS), mengecam atas tindakan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap enam anggota Laskar Front Pembela Islam (FPI) yang mengawal Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab ditembak mati.
“KontraS mengecam keras tindakan Anggota Kepolisian Republik Indonesia, yang mengakibatkan kematian terhadap enam orang yang sedang mendampingi perjalanan Rizieq Shihab,” kata Koordinator KontraS, Fatia Maulidiyanti, Selasa (8/12).
Menurut KontraS kalau aksi penembakan yang menyebabkan tewasnya enam orang tersebut merupakan pelanggaran prinsip fair trial atau peradilan yang jujur dan adil.
“Peristiwa ini merupakan bentuk pelanggaran prinsip fair trial atau peradilan yang jujur dan adil,” ujarnya.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun KontraS, pihak kepolisian mengakui sedang melakukan pembuntutan yang berkaitan dengan proses penyelidikan. Di satu sisi, pihak FPI menyatakan bahwa keluarga Habib Rizieq sedang melakukan perjalanan untuk pengajian rutin keluarga.
Lalu di tengah perjalanan, dari kedua belah pihak menyampaikan keterangan yang berbeda atas tewasnya enam orang tersebut. Kendati demikian, penembakan yang dilakukan terhadap enam orang tidak dapat dibenarkan.
Dalam beberapa kasus hasil pemantauan KontraS, selama tiga bulan terakhir terdapat 29 peristiwa extrajudicial killing atau pembunuhan di luar proses hukum yang mengakibatkan 34 orang tewas. Terkait penggunaan senjata api yang mengakibatkan tewasnya seseorang, KontraS menemukan sejumlah pola, seperti korban diduga melawan aparat, atau korban hendak kabur dari kejaran polisi.
“Seringkali alasan tersebut digunakan tanpa mengusut sebuah peristiwa secara transparan dan akuntabel. Dalam konteks kematian enam orang yang sedang mendampingi Rizieq Shihab, anggota kepolisian sewenang-wenang dalam penggunaan senjata api karena tidak diiringi dengan membuka akses seterang-terangnya dengan memonopoli informasi penyebab peristiwa tersebut,” tuturnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid