Jakarta, Aktual.com — Para tersangka pelaku teroris yang diduga berkaitan dengan teror bom di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin Jakarta Pusat, disebut menyembunyikan informasi kepada pihak kepolisian.

Mereka adalah enam orang yang merupakan bagian dari 15 orang yang ditangkap Densus 88 Anti Teror di sejumlah kota pasca ledakan bom bunuh diri, dan aksi penembakan yang terjadi pekan lalu.

Dimana dua tangkapan baru dilakukan di Bekasi dan Poso yang berkaitan dengan kepemilikan senjata api pada Rabu 20 Januari 2016 malam.

“Untuk pasalnya (pasal yang disangkakan) sudah ada minimal menyembunyikan informasi, karena enam orang ini tau bahwa salah satu pelaku (Dian Juni Kurniadi) ini akan mengadakan gerakan (serangan bom Sarinah), pasal lain yang berkembang masih didalami,” kata Kadiv Humas Polri Irjen Anton Charliyan di Mabes Polri, Kamis (21/1).

Menurut Anton keenam orang tersebut ditangkap tidak pada hari yang bersamaan. Bahkan dari total 15 yang dicokok Densus itu juga sudah ada yang dikembalikan. Namun dia tidak merinci pelaku dari kota mana yang sudah dikembalikan.

“Tidak semua yang ditangkap di hari yang bersamaan ada yang dikembalikan, ada yang terlibat dengan hal lain kami koordinasikan dengan tim yang sudah ditunjuk,” ujar Anton.

Sebelumnya Densus 88 Anti Teror Mabes Polri telah menangkap 15 orang terduga teroris di beberapa kota. Enam diantaranya diduga berkaitan langsung dengan aksi teror bom di kawasan Sarinah Thamrin.

Adapun 13 orang ini ditangkap di Cirebon, Indramayu, Balikpapan, Tegal, Bekasi dan Cipacing Jawa Barat. Dua tangkapan teranyar adalah satu orang di Bekasi dan satu orang di Poso. Keduanya ditangkap karena kepemilikan senjata api.

Artikel ini ditulis oleh:

Wisnu