Jakarta, Aktual.co — Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam “kekasaran” Amerika Serikat menyangkut kemelut Suriah, menandakan perluasan ketegangan Washington dengan Ankara beberapa hari setelah pertemuannya dengan Wakil Presiden Joe Biden.

Hubungan AS dengan Turki tegang dalam beberapa bulan belakangan, karena keengganan pemimpin Turki melakukan campur tangan militer dalam gerakan pimpinan AS terhadap kelompok garis keras IS (Negara Islam), yang menguasai daerah luas di Irak dan Suriah.

Dalam satu indikasi ketegangan yang tetap ada antara dua sekutu NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) itu, Erdogan menuduh AS “kasar” karena mendesak Turki membantu menyelamatkan kota Kbane Suriah, yang terletak dekat perbatasan Turki.

“Mengapa mereka datang ke kawasan ini dari 12.000 km jauhnya,” kata Eerdogan dalam satu pidato pada satu kelompok pengusaha di Ankara, mengacu secara jelas AS, dikutip AFP, Kamis (27/11).

“Saya ingin anda mengetahui bahwa kita menentang kekasaran, kesemberonoan dan tuntutan-tuntutan yang tidak ada habis-habisnya,” katanya.

Biden secara langsung menyakitkan hati Erdogan bulan lalu dengan menyatakan kebijakannya mendukung pasukan pemberontak di Suriah telah membantu mendorong bangkitnya kelompok garis keras IS, satu pernyataan meremehkan yang membuat Erdogan memperingatkan bahwa hubungan dengan orang nomor dua AS dapat merupakan “sejarah”.

Washington mendesak Ankara menggunakan pangkalan udara Incirlik di Turki selatan dengan jet-jet AS melancarkan serangan-serangan terhadap IS.

Tetapi Turki menolak tunduk pada tekanan itu, dengan menetapkan beberapa syarat bagi peran lebih besar dalam koalisi itu.

“Mereka menonton ketika tiran (Presiden Bashar al-Assad) membunuh 300.000 orang. Mereka tetap bungkam dalam menghadapi kekejaman Bashar dan kini mereka melancarkan ‘unjuk hati nurani’ melalui Kobane,” kata Erdogan.

“Kita akan menyelesaikan masalah-masalah kami tidak dengan bantuan ‘negara adidaya” tetapi dengan bantuan rakyat kita,” katanya Biden mengakhiri kunjungan tiga harinya di Turki tanpa satu terobosan mengenai kerja sama militer dalam krisis Suriah.

Tetapi pernyataan-pernyataan Erdogan itu bertentangan dengan penilaian yang relatif tidak keras dari para pejabat AS bahwa pertemuan dengan Biden itu membawa posisi kedua negara itu lebih dekat.

Erdogan, menuduh Barat datang ke kawasan itu untuk “minyak”.

“Saya selalu bertemu dengan mereka tetapi itu tidak jauh ketimbang apa yang saya katakan. Mereka tidak memiliki kepekaan . Mereka hanya memiliki kepekaan: minyak, minyak, minyak” katanya.

Sejauh ini, dukungan satu-satunya Turki pada koalisi itu adalah mengizinkan satu kontingen pasukan peshmerga Kurdi Irak melintasi daerah Turki menuju Kobane untuk memerangi para petempur IS.

Artikel ini ditulis oleh: