Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (9/10) mengecam keputusan Kedutaan Besar AS untuk menghentikan layanan visa non-imigran di Turki di tengah percekcokan diplomatik.
“Keputusan kedutaan besar tersebut untuk menghentikan semua permohonan visa non-imigran mengecewakan,” kata Erdogan dalam taklimat bersama timpalannya dari Ukraina Petro Porochenko di Ibu Kota Ukraina, Kiev, kata kantor berita Turki, Anadolu.
Presiden Turki itu, sebagaimana dilaporkan Xinhua, Selasa (10/9) pagi, mengatakan ia telah menyarankan para pejabat Kementerian Luar Negeri Turki agar menanggapi “berdasarkan peraturan timbal-balik”.
Pada Ahad, Kedutaan Besar AS di Ankara mengumumkan telah membekukan layanan visa non-imigran di semua instalasi diplomatiknya di Turki. Sebagai tanggapan, Kedutaan Besar Turki di Washington selanjutnya membekukan layanan visa non-imigran di AS dengan alasan keprihatinan keamanan.
Pertikaian antara kedua negara tersebut dipicu oleh penangkapan baru-baru ini atas Metin Topuz, pegawai Konsulat AS di Istanbula. Topuz dicurigai memiliki hubungan dengan dengan kelompok tokoh agama yang berpusat di AS, Fethullah Gulen –yang disalahkan atas upaya kudeta 15 Juli 2016, yang menewaskan 249 orang di Turki.
Pada Senin pagi, Kementerian Luar Negeri Turki memanggil wakil sekretaris Kedutaan Besar AS, dan mendesak pembatalan segera keputusan itu.
ant
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby