Jakarta, Aktual.com – Tayyip Erdogan dan partai penguasa AKP mengaku memenangi pemilihan umum presiden dan parlemen Turki. Menanggapi hal tersebut, partai oposisi mengatakan bahwa ungkapan Erdogan dinilai masih terlalu dini untuk mengakui kekalahan dan berharap suara Erdogan tidak mencapai 50 persen agar terjadi pemungutan suara presiden putaran kedua pada 8 Juli mendatang.
“Rakyat telah mengamanatkan kepada kami untuk meneruskan kepresidenan dan pemerintahan eksekutif,” kata Erdogan dalam pidato nasional yang pendek, saat suara masih dihitung.
“Saya berharap tidak ada orang yang menggugat hasil ini dan merusak demokrasi,” kata dia.
Erdogan (64), yang merupakan penguasa paling populer dalam sejarah modern Turki, kemudian melambaikan tangannya dari atap sebuah bus di Istanbul di antara para pendukungnya.
Presiden yang terpilih pada pemilu Minggu akan punya kewenangan yang lebih besar sesuai dengan hasil referendum 2017 lalu. Dalam konstitusi yang baru, Erdogan bisa menjadi presiden untuk dua kali masa jabatan sampai 2028.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid