Istambul, Aktual.com-Presiden Turki Tayyip Erdogan mendesak Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meningkatkan gerakannya melawan ancaman terorisme dunia, dengan mengatakan, persekutuan 28 negara itu mesti “membarui” kemampuannya demi beradaptasi terhadap ancaman baru keamanan.

Pemimpin negara anggota NATO dijadwalkan bertemu dalam konferensi tingkat tinggi di Warsawa pada Jumat.

Negara anggota itu diharapkan memberi masukan demi menghadapi kebangkitan “kelompok” Rusia, meski pihak lain lebih menganggap pertemuan itu sebagai tindak lanjut kemungkinan pelemahan negara barat pasca-keputusan Inggris keluar Uni Eropa (Brexit).

Erdogan kepada wartawan sebelum berangkat ke Warsawa pada Rabu (8/7) mengatakan akan mendesak pemimpin negara NATO lebih banyak bergerak melawan pegaris keras, di antaranya pelaku tiga serangan bom bunuh diri, yang menewaskan 45 orang di bandar udara utama Istanbul.

“Seperti yang kita lihat, serangan itu pertama terjadi di Istanbul, kemudian Irak, dan Arab Saudi, sektor keamanan negara-negara dunia tampak kian melemah,” kata Erdogan.

“Konsep dari ancaman keamanan terus berubah. Ini adalah proses, dan NATO harus proaktif dan memperbaharui kemampuannya mengantisipasi ancaman keamanan yang baru,” tambahnya.

Bom di Istanbul -dianggap sebagai serangan paling mematikan di Turki pada tahun ini- diyakini dilakukan IS dari bekas pasukan Uni Soviet, kata Erdogan.

Kejadian itu diikuti sejumlah serangan di Bangladesh, Irak, dan Arab Saudi.

Rangkaian kejadian itu tampak sengaja dilakukan bertepatan dengan perayaan Idul Fitri, yang menandai akhir bulan suci Ramadan.

Turki sebagai anggota NATO, tengah menghadapi sejumlah ancaman keamanan.

Negara itu juga bagian aliansi pasukan pimpinan Amerika Serikat yang berperang melawan IS di Suriah dan pemberontakan lain di bagian tenggara Turki yang dihuni etnis Kurdi.

Negara itu juga dihadapkan pada kelompok garis keras sayap kiri.

Turki telah menerima sekitar tiga juta pengungsi yang melarikan diri dari perang Suriah, hingga menelan dana 11,5 miliar dolar AS, kata Erdogan.

“Sebagai negara NATO, kami menghendaki negara anggota lainnya tak melupakan kehadiran Turki,” katanya mengakhiri.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara