Erdogan

Istanbul, Aktual.com – Recep Tayyip Erdogan telah dilantik Majelis Nasional Agung Turki sebagai Presiden negara itu atas kemenangannya dalam pemilihan pada bulan lalu.

Erdogan menang dalam Pemilu Turki dan berhasil melanjutkan periode keduanya sebagai Presiden Turki.

Ia mengambil sumpah yang menjadi tanda dimulainya sistem presidensial di Turki, yang sebelumnya menganut sistem parlementer dan diubah melalui referendum mengenai amandemen konstitusi pada 16 April 2017.

Erdogan sendiri menjadi Presiden Turki pertama yang dipilih langsung oleh rakyatnya pada Pemilu 2014 lalu, atau setelah 91 tahun Turki berdiri. Sebelumnya, Presiden Turki dipilih oleh parlemen.

Pria berusia 64 tahun ini akan menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, karena dihapusnya jabatan Perdana Menteri.

Di bawah sistem baru, Erdogan akan memimpin cabang eksekutif negara bagian dan memiliki hak untuk mengangkat dan menghapus Wakil Presiden -yang merupakan jabatan baru di Turki-, menteri serta pejabat tingkat tinggi dan hakim senior -tanpa persetujuan parlemen.

Selain itu, Presiden juga akan memiliki kekuatan untuk membubarkan parlemen, mengeluarkan keputusan eksekutif dan memberlakukan keadaan darurat.

Pelantikan Erdogan yang merupakan upacara penting dalam sejarah Turki, diperkirakan dihadiri oleh puluhan pemimpin dan pejabat asing, termasuk Perdana Menteri Dmitry Medvedev, Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.

Setelah upacara pengambilan sumpah, Erdogan akan mengunjungi Anitkabir, makam pendiri Turki Mustafa Kemal Ataturk.

Sejak mendirikan Partai Keadilan dan Pembangunan atau Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP), Erdogan telah terbiasa dengan kemenangan. AKP yang dipimpinnya memenangi Pemilu Turki pada 2002, atau setahun setelah partai itu berdiri.

Sebelum menjadi Presiden, ia menjabat Perdana Menteri Turki dalam kurun waktu 2002 hingga 2014.

Dalam pemilihan bulan lalu, Erdogan meraih 52,5% suara dan berhasil unggul dari pesaing terdekatnya yang merupakan calon dari Partai Republik Rakyat, Muharrem Ince, yang hanya meraih 30% suara.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan