Jakarta, aktual.com – Presiden Recep Tayyip Erdogan menekankan penolakan Turki terhadap usulan pembentukan zona penyangga pascaperang di Gaza, menyatakan bahwa hal itu dianggap tidak menghormati penduduk Palestina.
Sementara itu, Israel telah mengajukan rencana zona penyangga kepada beberapa negara Arab dan Turki.
Dalam wawancara dengan wartawan selama penerbangan dari Doha, Erdogan menyatakan bahwa nasib pemerintahan Gaza dan masa depannya pasca perang akan ditentukan oleh penduduk Palestina sendiri.
“Saya bahkan menganggap perdebatan mengenai rencana (zona penyangga) ini tidak menghormati saudara-saudara saya di Palestina. Bagi kami, ini bukanlah rencana yang dapat diperdebatkan, dipertimbangkan, atau didiskusikan,” kantor Erdogan, dikutip dari Reuters, Kamis (7/12).
Erdogan mengajukan seruan kepada Israel agar mengembalikan wilayah yang saat ini dihuni dan mengakhiri pembangunan permukiman di area tersebut.
“Israel harus menyingkirkan para teroris – yang dipasarkan ke dunia sebagai pemukim – dari rumah-rumah dan tanah-tanah tersebut, dan memikirkan bagaimana mereka dapat membangun sebuah masa depan yang damai dengan Palestina.”
Ankara dengan tajam mengkritik kampanye militer Israel di Gaza, mendukung solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina dan menjadi tuan rumah bagi beberapa anggota kelompok militan Palestina Hamas. Tidak seperti kebanyakan sekutu NATO dan beberapa negara Arab, Turki tidak memandang Hamas sebagai kelompok teroris.
Erdogan mengatakan Israel telah menjadi “anak manja Barat”, dan menyalahkan dukungan Barat terhadap Israel atas situasi di wilayah tersebut.
Ketika ditanya tentang laporan bahwa pejabat Israel ingin memburu anggota Hamas di negara lain, Erdogan mengatakan melakukan operasi semacam itu di Turki akan menimbulkan konsekuensi yang “sangat serius”.
“Jika mereka melakukan kesalahan seperti itu, mereka harus tahu bahwa mereka akan menanggung akibatnya yang sangat berat,” katanya.
Erdogan mengatakan Turki dan Qatar ingin membangun kembali Gaza dan Turki siap bertindak sebagai penjamin atau tuan rumah konferensi perdamaian.
Selain Turki, sekutu Barat Israel, Amerika Serikat (AS), juga menolak usulan zona penyangga di Jalur Gaza karena akan melanggar posisi Washington yang menyatakan bahwa wilayah kantong Palestina tidak boleh dikurangi setelah konflik saat ini,
Berbicara pada konferensi pers harian, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan salah satu prinsip panduan Washington untuk masa depan Gaza adalah penolakannya terhadap pengurangan wilayah kantong padat penduduk tersebut.
“Jadi jika ada zona penyangga yang diusulkan berada di dalam Gaza, itu akan menjadi pelanggaran terhadap prinsip tersebut dan merupakan sesuatu yang kami menentang. Jika itu berkaitan dengan sesuatu yang berada di dalam wilayah Israel, saya tidak akan membicarakan hal itu – itu adalah keputusan yang harus diambil oleh Israel, ” kata Miller.
Harus ada periode transisi setelah berakhirnya operasi tempur besar, lanjut Miller, untuk menghindari “kekosongan keamanan”, namun hal ini harus bersifat sementara.
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain