Asap putih dan belerang keluar dari kawah Gunung Bromo di Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (13/11)). Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) melarang wisatawan mendekati Gunung Bromo yang berstatus waspada tersebut terus mengeluarkan bau belerang menyengat. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/aww/15.

Probolinggo, Aktual.com — Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo, Dwijoko Nurjayadi, mengatakan erupsi Gunung Bromo belum mengganggu aktivitas warga di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

“Warga di lereng Gunung Bromo sudah terbiasa dengan aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 2.329 meter dari permukaan laut dan sejauh ini mereka belum terganggu dengan erupsi Gunung Bromo,” kata Dwijoko di Probolinggo, Sabtu (12/12).

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Bromo yang berada di perbatasan Kabupaten Probolinggo, Pasuruan, Malang, dan Lumajang dari waspada (Level II) menjadi siaga (Level III) sejak 4 Desember 2015 pukul 14.00 WIB.

“Kami sudah sosialisasikan kepada warga di lereng Gunung Bromo terkait dengan peningkatan status Bromo menjadi siaga, namun sejauh ini masih belum ada dampak signifikan terhadap warga di Kabupaten Probolinggo,” tuturnya.

Menurut dia, hujan abu vulkanis dipengaruhi oleh arah angin dari aktivitas Gunung Bromo dan selama beberapa hari terakhir arah angin cenderung ke barat-barat daya atau Kabupaten Pasuruan-Malang.

“Hujan abu tipis memang sempat mengguyur sejumlah desa di Kecamatan Sukapura-Probolinggo, namun sejauh ini masih belum mengganggu aktivitas warga, sehingga masker belum dibagikan kepada warga setempat,” katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, pihak BPBD Probolinggo sudah melakukan pemetaan terhadap daerah yang terdampak erupsi Bromo dan rencana kontijensi juga sudah dilakukan untuk mengantisipasi bencana alam tersebut.

“Masyarakat di lereng Gunung Bromo lebih paham tentang aktivitas gunung yang kini berstatus siaga itu dan apa yang harus dilakukan saat peningkatan aktivitas Bromo, namun kami tetap imbau warga untuk siaga dan tidak panik terkait dengan aktivitas Bromo yang cenderung meningkat,” paparnya.

Dwijoko mengaku sudah berkoordinasi dengan masyarakat Tengger serta tokoh adat Hindu Tengger terkait kesiapsiagaan, apabila terjadi bencana erupsi Gunung Bromo yang dapat mengganggu aktivitas warga setempat.

Sementara Kepala PVMBG Pos Pengamatan Gunung Api Bromo, Ahmad Subhan, mengatakan sejauh ini masih belum perlu dilakukan evakuasi dan pengungsian warga di lereng Gunung Bromo.

“Sesuai dengan rekomendasi PVMBG, radius aman dengan status siaga Bromo yakni radius 2,5 kilometer dari bibir kawah harus steril dari aktivitas warga dan wisatawan,” tuturnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan