Gunung Agung berselimutkan bintang di Pos Pamantau Gunung Agung, di Desa Rendang, Senin (2/10) dinihari. Berdasarkan pantauan PVMBG, jumlah kegempaan yang terjadi terekam lebih sedikit dari hari-hari sebelumnya, kemungkinan batal meletus sangat kecil. Tapi, bisa saja Gunung Agung melanjutkan tidur panjangnya usai erupsi pada tahun 1963 alias membeku. AKTUAL/Tino Oktaviano

Denpasar, Aktual.com – Gunung Agung hari ini, Sabtu 25 November 2017 mengalami dua kali letusan. Letusan pertama ‎terjadi pukul 17.20 WITA dan baru teramati pukul 17.30 WITA. Letusan itu ditandai dengan kepulan asap kelabu-kehitaman yang membumbung setinggi 1,5kilometer.

Sementara letusan kedua terjadi pada pukul 19.00 WITA tidak terpantau dengan baik karena gunung setinggi 3.142 mdpl itu tertutup kabut.

Namun letusan dapat terdeteksi melalui peralatan canggih yang dimiliki Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali.

Kepala PVMBG, Kasbani menjelaskan, tipe erupsi yang terjadi hari in masih bersifat freatik. “Ya, masih freatik tipenya,” kata Kasbani saat dihubungi, Sabtu (25/11).

Hal itu lantaran material yang dikeluarkan Gunung Agung baru sebatas air dan abu vulkanik. “Yang dimuntahkan itu baru uap air dan ‎abu vulkanik. Itu makanya kami berpendapat itu letusan tipe freatik,” papar dia.

Kendati begitu, untuk memastikan‎ lebih lanjut mengenai tipe letusan Gunung Agung Kasbani mengaku dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Untuk itu, sampel letusan nantinya akan diteliti dengan baik oleh institusinya untuk memastikan tipe letusan.

Laporan: Bobby Andalan

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby