Yogyakarta, Aktual.com – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi memperkirakan sifat erupsi Gunung Merapi mengarah ke efusif berdasarkan gejala deformasi serta kegempaan yang terjadi.

“Dari gejala-gejala yang ditunjukkan hingga saat ini, sifat erupsi Gunung Merapi dimungkinkan mengarah ke efusif atau magma akan muncul sebagai lelehan lava di permukaan,” kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida di Yogyakarta, Jumat (25/5).

Menurut dia, magma yang ada di dalam tubuh Gunung Merapi memiliki sifat encer sehingga hanya bergerak perlahan menuju permukaan. Pergerakan magma tersebut, juga tidak memberikan tekanan yang cukup kuat sehingga aktivitas kegempaan maupun deformasi tidak terdeteksi secara signifikan.

Kondisi erupsi dengan sifat efusif tersebut, lanjut dia, masuk dalam kategori erupsi magmatis namun tidak sama seperti erupsi besar Gunung Merapi pada 2010 yang bersifat eksplosif. Merapi pernah mengalami erupsi efusif pada 2001 dan 2006.

“Jadi, jangan disamakan dengan erupsi magmatis pada 2010. Meskipun demikian, masyarakat tetap diminta tenang tetapi waspada. Kami akan melakukan pemantauan kondisi Merapi setiap saat dan memberikan informasi apabila terjadi perubahan,” tuturnya.