Jakarta, Aktual.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan telah terjadi erupsi yang mengeluarkan abu vulkanik setinggi lebih kurang 800 meter di Gunung Semeru.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi dalam laporan yang diterima di Jakarta, Rabu (6/3), mengungkapkan bahwa erupsi terjadi pada pagi ini, tepatnya pukul 05.52 WIB, dengan kolom abu mengarah ke arah utara, barat daya, dan barat.
“Erupsi tercatat dalam seismograf dengan amplitudo maksimum 22 milimeter dan berlangsung selama 100 detik,” ungkap Yadi.
Secara administratif, Gunung Semeru terletak di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Jawa Timur. Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini memiliki puncak setinggi 3.676 meter di atas permukaan laut.
Kegiatan pemantauan visual dan instrumental dilakukan dari dua pos pengamatan gunung yang berlokasi di Desa Sumber Wuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, serta di Desa Argosuko, Kecamatan Ampelgading, Kabupaten Malang.
PVMBG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas pada sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan dalam radius 13 kilometer dari pusat erupsi.
Selain itu, di luar jarak tersebut, masyarakat juga diminta untuk tidak melakukan aktivitas di wilayah dalam jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) sepanjang Besuk Kobokan karena ada potensi terkena perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
PVMBG juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan aktivitas di dalam radius lima kilometer dari puncak Gunung Semeru karena risiko terhadap bahaya lontaran batu.
Awan panas, aliran lava, dan lahar harus diwaspadai di sepanjang aliran sungai atau lembah yang bermuara di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Pada 5 Maret 2024, PVMBG mencatat terjadi 83 kali erupsi di Gunung Semeru dengan amplitudo 10-22 milimeter dan durasi gempa antara 49 hingga 153 detik.
Jumlah gempa guguran tercatat sebanyak 9 kali, gempa hembusan 24 kali, gempa harmonik 1 kali, gempa vulkanik dalam 2 kali, gempa tektonik jauh 4 kali, dan gempa getaran banjir sebanyak satu kali.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan