Gunung Marapi Erupsi (istimewa)

Padang, Aktual.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau Padang Pariaman, Sumatera Barat mengingatkan masyarakat di sekitar aliran sungai yang berhulu dari Gunung Marapi untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi ancaman lahar dingin.

“Daerah-daerah yang berada di sekitar sungai yang berhulu dari Gunung Marapi perlu meningkatkan kewaspadaan dari terjangan lahar dingin,” kata Koordinator Bidang Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Minangkabau Yudha Nugraha di Padang, Rabu (17/1).

Yudha menjelaskan bahwa endapan abu vulkanik akibat letusan Gunung Marapi di sepanjang aliran sungai dapat menjadi ancaman bagi masyarakat di sekitar sungai. Potensi risiko lahar dingin meningkat terutama selama musim hujan.

“Jadi, ini yang perlu diwaspadai masyarakat terutama yang bermukim di sekitar aliran sungai,” kata Yudha mengingatkan.

Lebih lanjut, Yudha menekankan bahwa kondisi cuaca di Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, dan Kota Bukittinggi saat ini cukup ekstrim, dan diperkirakan akan berlangsung beberapa hari ke depan.

Dalam menghadapi potensi risiko lahar dingin, BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Minangkabau telah berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memodelkan endapan abu vulkanik di aliran sungai, termasuk tingkat intensitas hujan.

Secara prinsip, cuaca dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan debit sungai, yang secara otomatis dapat membawa material lumpur atau abu vulkanik yang mengendap di dasar sungai.

Sementara itu, Kristianto, Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Gunung Marapi dari PVMBG, menyatakan bahwa pihaknya terus memberikan peringatan kepada masyarakat tentang risiko lahar dingin, terutama bagi mereka yang tinggal di sekitar sungai yang bermuara di Gunung Marapi.

Meskipun demikian, PVMBG belum memberikan rincian lengkap tentang jumlah kejadian risiko lahar dingin setelah letusan Gunung Marapi pada Minggu (3 Desember 2023).

Mereka menginformasikan bahwa sedang berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mendapatkan data yang lebih lengkap.

Artikel ini ditulis oleh:

Sandi Setyawan