Salah satu PLTA tipe “peaker” yang kini sedang dikembangkan adalah PLTA Batang Toru di Tapanuli Selatan yang berkapasitas 4×127,5 MW.

PLTA Batang Toru akan memanfaatkan kolam penampung yang tidak luas sehingga tidak akan mengubah bentang alam dan berdampak minimal pada ekosistem di sekitarnya.

Munir menambahkan pembangkit listrik berbasis batubara memang masih akan dimanfaatkan namun harus menerapkan teknologi batubara bersih yang lebih rendah emisi GRK, terutama pada pembangkit yang sudah mapan, seperti di Jawa-Bali.

“Ke depan, pembangkit batubara berteknologi lama tidak boleh lagi beroperasi,” katanya.

Saat konferensi perubahan iklim di Paris, Prancis, pada 2015, Presiden Joko Widodo berkomitmen mengurangi emisi GRK sebanyak 29 persen dengan upaya sendiri atau 41 persen dengan dukungan internasional.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid