Menteri BUMN Rini Soemarno (ketiga kanan), didampingi Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto (kedua kanan) dan Direktur Pengolahan Pertamina Rahmat Hardadi (kanan), meninjau proyek 'Skydeck' RFCC RU IV Lomanis, Cilacap, Jateng, Sabtu (14/11). Beroperasinya RFCC (Residual Fluidized Catalityc Cracking), di kilang Cilacap dan kilang TPPI Tuban, berdampak pada pengurangan impor premium hingga 30 persen. ANTARA FOTO/HO/Humas Pertamina/ama/15.

Jakarta, Aktual.com — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengklaim bahwa beroperasinya Residual Fluid Catalytic Vracking (RFCC) di Refinery Unit IV Cilacap dapat menghemat devisa mencapai sebesar USD3,56 juta per hari.

“Dari RFCC hemat devisa sehari USD3,5 juta per hari,” kata Sudirman di Kantor Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jakarta, Jumat (27/11).

Selain itu, kata dia, beroperasinya kilang ini juga dapat mengurangi impor Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium sebesar 15 persen, solar sebesar 30 persen, dan elpiji sebesar 10 persen.

“Bahkan, karena RFCC ini juga memproduksi HOMC sekitar 37.000 barel per hari, otomatis ke depan Indonesia pun tidak perlu lagi mengimpor HOMC,” ungkapnya.

Peresmian RFCC Cilacap dan TPPI Tuban merupakan rangkaian dari proyek inisiatif Pemerintah yang membuat suplai security semakin baik.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka