Depok, Aktual.com – Kementerian ESDM menyatakan minat swasta untuk membangun pembangkit listrik dengan energi baru terbarukan (EBT) masih tetap tinggi.

“Sampai hari ini minat swasta terhadap pembangkit EBT masih bagus,” kata Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Agoes Triboesono dalam seminar kelistrikan di Kampus UI, Depok, Selasa (5/12).

Ia mengatakan minat tinggi itu ditunujukkan dengan telah ditandatanganinya kontrak jual beli listrik (Power Purchase Agreement/PPA) untuk pembangkit EBT hingga sekitar 1.200 MW beberapa waktu lalu.

“Itu tersebar seluruh Indonesia. Tanggal 11 Desember nanti juga akan ada penandatanganan dua PLTS di Bali dan satu pembangkit listrik tenaga angin di Jeneponto,” katanya.

Agoes mengatakan selama ini pemerintah menginginkan agar tarif listrik bisa terjangkau bagi masyarakat. Namun, lanjut dia, tidak berarti pemerintah tidak memberi akses bagi pembangkit listri EBT yang dinilai masih memiliki tarif yang mahal.

“Peraturan Menteri Nomor 50 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik menyebutkan bahwa pembangkit EBT bisa ikut pelaksanaan pembangunan infrastruktur kelistrikan di Indonesia,” katanya.

Dengan pembangunan pembangkit listrik EBT, Agoes mengatakan hal itu dapat mendorong pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan sehingga rasio elekterifikasi Indonesia dapat terus meningkat.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PT PLN (Persero) I Made Suprateka, dalam kesempatan yang sama, mengatakan selama ini ada polemik yang menyebut tidak ada investor yang berminat dalam pengembangan EBT.

“Ternyata masih banyak sekali. Beberapa waktu kemarin saja ada 64 IPP (pengembang listrik swasta) yang sudah menandatangani PPA,” katanya.

Sebelumnya, awal Agustus lalu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menyaksikan penandatanganan Power Purchase Agreement (PPA) Energi Baru Terbarukan (EBT) antara PLN dengan IPP di 64 lokasi.

Total kapasitas pembangkit pada penandatanganan PPA ini sebesar 415,75 MW dengan rincian sebanyak 49 PPA PLTM tersebar di Jawa dan Sumatera dengan total kapasitas 328,85 MW; sebanyak sembilan PPA PLTBm dan PLTBg dengan total kapasitas 41,9 MW (Regional Sumatera); dan enam PPA PLTS dengan total kapasitas 45 MW (dua lokasi di Regional Sulawesi sebesar 25 MW dan empat lokasi di Regional Jawa Bagian Timur, Bali dan Nusa Tenggara sebesar 20 MW).

Artikel ini ditulis oleh:

Antara