Jakarta, Aktual.co — Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM menyatakan, kapasitas pabrik pengolahan dan pemurnian PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik terlalu besar lantaran mencapai 2 juta ton. Untuk itu pihak Freeport diminta untuk menurunkan kapasitasnya tersebut.

“Jika dilihat dari peta produksi Freeport sampai 2020, produksi tembaga konsentrat Freeport diperkirakan mencapai 3,2 juta ton,” kata Sukhyar di Kantornya, Jakarta, Rabu (18/2).

Meski begitu, tambahnya, saat ini penyerapan produksi tersebut bisa dialihkan ke smelter Gresik yang sudah ada dengan kapasitas 1,2 juta ton, dan juga smelter di Papua yang berkapasitas 900 ribu ton.

“Bisa saja smelter gresik berubah kapasitasnya, kalau kita lihat 2020-2021, kan misalnya itu hampir 3,2 juta freeport, diambil smelter gresik 1,2 juta, dan diambil Papua 900 ribu ton, apakah mereka harus bangun segitu kan tidak juga,” ujarnya.

Sukhyar menjelaskan, produksi tembaga konsentrat nasional pada 2018 diperkirakan 2,2 juta ton. Dengan penyerapan smelter yang sudah eksisting, maka jika Freeport tetap membangun dengan kapasitas 2 juta ton merupakan hal yang tidak ekonomis.

“2018 kan terendah cuma 2,2 juta ton, berarti di luar Gresik kan ada 1 juta, artinya kalau Freeport bangun 2 juta kan masih ada kantong,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka