Jakarta, Aktual.com – Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Andy Noorsaman Sommeng menyatakan kesiapannya untuk menyediakan pasokan listrik jika wacana pemindahan ibukota negara direalisasikan.
Dia memperkirakan pada tahun 2024 pembangkit yang dibangun melalui program 35 ribu MW, sebagian besar mulai berproduksi dan menambah pasokan 80 hingga 90 ribu MW.
“Coba dengan program 35 ribu MW, tahun 2024 itu cadanganya bisa40 persenan. Sekitar 80-90 ribu MW, jadi mau pindah kemana pun listrik itu ada,” katanya di Jakarta, Kamis (13/7).
Dalam upaya merealisasikan pemindahan ibukota ini, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Bambang PS Brodjonegoro mengatakan mengatakan akan melibatkan ahli perencanaan wilayah dari luar negeri.
Menurut Bambang, Indonesia perlu belajar dari ahli negara lain karena sudah banyak referensi mengenai pemindahan pusat administrasi di luar negeri.
Contohnya, pemindahan ibu kota Kazakhstan dari Almaty ke Astana. Kemudian, pemindahan ibu kota Nigeria dari Lagos ke Abuja, pemindahan ibu kota Myanmar dari Yangoon ke Naypyidaw, serta pemindahan ibu kota Brazil dari Rio de Janiero ke Brazilia. Selain itu, ada juga pemindahan ibu kota Australia dari Melbourne ke Canberra.
“Kami akan gunakan referensi tersebut. Dari international network, kami sudah mengantongi nama-nama individu yang bisa menjelaskan mengenai, paling tidak, bagaimana strategi pemindahan ibukota dan pembangunannya,” kata Bambang, dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR-RI, Selasa (11/7).
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan