Jakarta, Aktual.com – Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja mengungkapkan upaya pemerintah untuk menyetarakan harga BBM di seluruh Indonesia telah dilakukan sejak lama.
Namun tidak bisa dipungkiri bahwa yang menjadi kendala terdapat banyak wilayah marginal dari akses dengan demand yang tidak begitu besar, sehingga tidak ada pembangunan maupun agen penyalur di wilayah tersebut.
Oleh karenanya harga eceran tak resmi menjadikan harga penjualan BBM menjadi berkali-kali lipat. Akan tetapi tegasnya, dia memastikan untuk harga di setiap SPBU maupun Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) di seluruh Indonesia telah mengalami kesamaan harga.
“Kalau harga BBM di penyalur seluruh Indonesia sudah sama dari dulu. Cuma di daerah yang sangat terpencil belum ada penyalur, SPBU, atau APMS yang tidak sama. Jadi selama ini yang harga tidak sama bukan di SPBU nya, tapi di pengecer di luar jalur penyalur. Jadi yang nggak resmi,” ujarnya di Jakarta, Senin (24/10).
Dia menyebut di antara kabupaten yang masih susah dijangkau arus penyalur yakni terdapat tiga kabupaten di provinsi Papua dan satu kabupaten di Kalimantan Utara.
Sehingga langkah taktis yang dilakukan oleh pemerintah untuk menangani permasalahan tersebut dengan cara mendorong pengadaan pesawat khusus, selain memang juga dilakukan pembangunan SPBU di berbagai titik.
“Makanya segera dibangun yang resmi. Kita punya usulan 2017 dengan dana Rp54 miliar termasuk di Krayan, Wamena dan sebagainya. Pertamina mengatakan bahwa dari Rp54 miliar APBN itu digunakan khusus untuk membangun tangki. Untuk SPBU dan APMS daerah terpencil itu akan dibangun sendiri oleh Pertamina,” pungkas Wirat.
Dadangsah
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan