Jakarta, Aktual.com — Pengamat pariwisata M Faried Moertolo menilai acara pameran pariwisata Garuda Indonesia Travel Fair (GATF) 2015 di JCC rawan menyebabkan kebocoran devisa dari sektor pariwisata hingga 95 persen.
“Saya berkeyakinan event tersebut 95 persen berhasil meluarnegerikan WNI sehingga terjadi kebocoran devisa dari sektor pariwisata,” kata Faried di Jakarta, Senin (28/9).
Acara serupa itu, menurut Faried, kemungkinan hanya mampu menahan devisa 5 persen.
Ia mencontohkan, dalam acara itu stand Malaysia tampak sangat menonjol.
“Stand Malaysia sangat menarik perhatian, terlihat betapa Malaysia memang ingin menggarap pasar Indonesia dengan cerdas,” katanya.
Faried justru menyayangkan Dinas Pariwisata DKI misalnya tidak ikut serta dalam pameran pariwisata yang strategis itu.
“Saya tidak menemukan paket wisata Jakarta ditawarkan dalam acara itu,” kata mantan Direktur Promosi Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu.
Ia berharap pemerintah menyadari hal itu terutama mengingat sosok Menteri Pariwisata Arief Yahya merupakan pakar marketing yang andal.
“Saya berharap Menpar tidak hanya fokus pada pasar mancanegara tapi pasar dalam negeri juga harus diperhatikan sehingga devisa didapat sekaligus kebocoran devisa bisa diminimalkan,” katanya.
Faried juga menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan momentum hari pariwisata yang jatuh pada 27 September sebagai ajakan untuk memasyarakatkan wisata di Indonesia.
Artikel ini ditulis oleh:
Arbie Marwan