Jakarta, Aktual.com — Rencana akuisisi PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) yang akan dilakukan oleh PT Medco milik Arifin Panigoro dengan skema pendanaan pinjaman dari Bank Mandiri terdapat kejanggalan dan berpotensi bodong.
Energy Watch Indonesia (EWI) mengatakan seharusnya Bank Mandiri mendorong perusahaan BUMN lainnya untuk mengambil atau melakukan divestasi tersebut, namun malah yang terjadi Bank Mandiri malah mengucurkan dana kredit untuk akuisisi kepada Medco Group.
“Kalau toh menggunakan dana dari Bank BUMN yang notabene bersumber dari pinjaman CDB, kenapa tidak menugaskan BUMN kita seperti Antam untuk melakukan akuisisi? Kenapa harus Medco? Inikan aneh dan patut dicurigai,” kata Direktur Eksekutif EWI Ferdinand Hutahaean kepada Aktual.com Rabu (6/4).
Ferdinand memgatakan bahwa sejak awal dirinya telah mengingatkan dan meminta pemeritah untuk berhati-hati dengan skema pendanaan akuisisi saham Newmont. Dia tidak menginginkan proses akuisisi tersebut menimbulkan masalah seperti yang pernah terjadi pada saat akuisisi saham Freeport.
“Kita masih sangat ingat apa yang terjadi pada saham Freeport jaman dulu yang diambil oleh group usaha nasional, kemudian meminjam dana dari Bank nasional namun akhirnya menjadi gelap. Kita tidak mau modus yang sama terjadi pada Newmont,” pungkasnya.
Seperti diketahui bahwa beberapa Bank BUMN meminjam dana dari CDB sebanyak USD3 miliar, dalam laporan para Direktur Utama Bank BUMN kepada DPR komisi VI, dana tersebut diperuntukan pembangunan infrastruktur.
Namun, berdasarkan data debitur pinjaman bank BUMN ke China Development Bank (CDB) sebanyak USD3 miliar, Grup Medco mendapat pinjaman senilai USD395.000.000 dari Bank Mandiri atau senilai Rp5,1 triliun.
Terdiri dari PT Medco E&P Tomori senilai USD50.000.000, PT Medco Energy International TBK USD245.000.000 dan PT Medco Energi Internasional USD100.000.000. Santer beredar, dana tersebut digunakan sebagai cadangan untuk mengakuisisi Newmont.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan