Jakarta, Aktual.com — Sudah 9 bulan lamanya warga Kampung Pulo yang terkena penggusuran oleh Pemprov DKI Jakarta pada akhir tahun 2015 lalu, menempati Rusun Jatinegara Barat, Jatinegara, Jakarta Timur. Meski hampir satu tahun mereka sudah menempati rusun setinggi 16 lantai tersebut, nampaknya tak lantas membuat mereka ikhlas atas kejadian pembongkaran paksa pada 20 Agustus 2015 lalu.

Hasanudin, salah satu warga penghuni rusun lantai 7 tower B menuturkan jika hingga saat ini dirinya belum bisa melupakan apa yang dilakukan oleh aparat gabungan yang dikerahkan Pemprov DKI Jakarta terhadap rumahnya.
“Saya sampai sekarang belum ikhlas, mau sampai kapan juga gakkan ikhlas rumah saya diambil,” katanya kepada Aktual.com di Rusun Jatinegara Baru, Jakarta Timur, Selasa (17/5).
Baginya, apa yang dilakukan oleh Pemprov DKI dengan meluluhlantakkan rumahnya amatlah tidak manusiawi. Pasalnya, ia merasa memiliki surat-surat yang menunjukan jika ia memiliki tanah dan bangunan yang ia tempati.
“Saya punya girik, akta jual beli ada juga,” terang dia yang juga menjabat menjadi staff RW 09 di rusun tersebut.
“Ini mah Pemprov lebih-lebih garong. Kalau garong kan emas sama duit yang diambil, ini pasir sama bata juga diiambil,” geram dia.
Senada dengan Hasanudin, Sukarto, Ketua RT 007/09 mengatakan, jika seluruh penghuni memang tidak bisa melupakan kejadian penggusuran tersebut. Baginya, rusun bukanlah sebuah tempat yang diimpikan oleh setiap penghuni rusun.
“Mas boleh tanya sama penghuni, mana yang lebih enak, rusun apa tinggal di pinggir kali. Mereka pasti bilang di pinggir kali, biarpun kena banjir,” kata dia.
Bukan hanya harus mengeluarkan uang guna membayar sewa bulanan, Sukarto menjelaskan, bahwa pendapatan ekonomi warga kini berkurang drastis. Warga yang sebagian besar bertahan hidup dengan cara berdagang kini sulit untuk memutar modalnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
“Waktu di Kampung Pulo dulu kita dagang asik aja, sekarang susah yang jajan mana?,” ungkap dia menjelaskan jika terkadang, warga menggunakan modal dagangnya sendiri untuk mencukupi kebutuhan hariannya. .
Sebab itu, kata Sukarto, bilamana ada kesempatan untuk menuntut balik Pemprov DKI atas penggusuran tahun lalu, dirinya siap ikut andil di dalamnya.
“Kalau ada yang mau bantuin hukum saya siap lawan,” tandasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan