Dari kiri ke kanan, Anggota DPR RI Effendy Simbolon,  Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon Wakil dan Anggota  DPRRI Andreas Hugo Pareira menjadi nara sumber pembicara dalam acara diskusi yang berlangsung di Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Jumat, (20/10). Diskusi mengangkat tema " 3 Tahun Jokowi-JK". Di masa Presiden Joko Widodo ini Indeks Demokrasi Indonesia (IDI) terus-menerus turun. Pada tahun 2014, IDI masih berada di angka 73,04, terus turun menjadi 72,82 (2015) dan kemudian turun lagi jadi 70,09 (2016). BPS mengatakan, penurunan IDI pada 2016 disumbang oleh turunnya tiga aspek demokrasi, yaitu kebebasan sipil, hak-hak politik, lembaga-lembaga demokrasi. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPR RI, Fadli Zon mengkhawatirkan tingginya rasio utang pemerintah dalam beberapa tahun belakangan. Ia pun mewanti-wanti pemerintah agar tidak menyepelekan masalah ini.

“Jika kita perhatikan, sekitar 75 hingga 80 persen pembiayaan defisit APBN memang ditutup oleh utang, baik yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri,” ungkap Fadli dalam siaran pers yang diterima Aktual, Kamis (4/1).

Baru-baru ini, pemerintah baru saja mengumumkan tutup buku laporan kinerja selama 2017. Dalam laporan tersebut, realisasi defisit APBN 2017 mencapai Rp 345,8 triliun atau 2,57 % terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) 2017.

Dengan ditutupnya 75-80% defisit anggaran menggunakan utang, Fadli pun mengingatkan pemerintah agar tidak terlalu menggampangkan masalah ini.

Ia mencontohkan, sikap pemerintah yang cenderung meremehkan masalah ini dapat ditilik dari pernyataan Menteri Keuangan Sri Mulyani yang pernah membandingkan rasio utang Indonesia saat ini dengan 2004, saat rasio utang mencapai 50 persen terhadap PDB.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan
Andy Abdul Hamid