PHK dan Pengangguran (Aktual/Ilst.Nelson)
PHK dan Pengangguran (Aktual/Ilst.Nelson)

 

Pekerja melintas di dalam area Pabrik Toshiba, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (3/2). PT Toshiba Indonesia mengumumkan menutup pabriknya pada pertengahan Januari 2016 lalu akibat melambatnya pasar global yang turut mempengaruhi pasar domestik dan berdampak pada pemutusan hubungan kerja ribuan pekerjanya . ANTARA FOTO/Risky Andrianto/ama/16
PT Toshiba Indonesia menutup pabriknya pertengahan Januari 2016 lalu dan berdampak pada PHK ribuan pekerjanya

Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan hengkangnya beberapa perusahaan besar dari Indonesia semakin menguatkan ancaman de-industrialisasi.

Dia menegaskan, jika tahun ini kembali terjadi perlambatan ekonomi seperti yang terjadi di tahun 2015, maka ancaman PHK akan semakin besar.

“Potret PHK 2015 menjadi catatan penting. Pada Januari-September 2015 terjadi peningkatan PHK sebesar 43.085,” ujar Fadli di Jakarta, Jumat (5/2).

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menilai tutupnya tiga perusahaan asing, Ford, Toshiba, dan Panasonic, menandakan ancaman de-industrialisasi semakin nyata.

Efek tersebut berdampak pada hilangnya lapangan kerja yang selama ini sudah menyerap tenaga kerja Indonesia. Sementara, untuk membuka lapangan kerja baru, membutuhkan waktu yang tidak sebentar.

“Sebab rasional yang paling dekat atas keluarnya perusahaan asing dari Indonesia ialah tingginya tingkat persaingan dalam memperebutkan pasar Indonesia. Namun, satu hal yang tidak bisa dinegasikan ialah terjadinya penurunan daya beli masyarakat Indonesia,” ungkap Fadli.

fadli zonKemudian, lanjutnya, faktor lain yang juga penting dipertimbangkan adalah faktor regulasi dan kepercayaan investor di Indonesia.

“Misal kita lihat hasil kajian Kamar Dagang Eropa, tingkat kepercayaan investor dan pebisnis Eropa untuk berinvestasi di Indonesia, dari 71% pada 2014 lalu, menjadi 50% pada Januari 2016,”

“Kebanyakan mereka tidak yakin atas paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintah,” tutup Fadli.

Artikel ini ditulis oleh: