Dari kiri ke kanan, Ketua DPR RI Setya Novanto, Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan, Fadli Zon, Agus Hermanto dan Fahri Hamzah saat memimpin sidang paripurna pengesahan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Organisasi Masyarakat (Perppu Ormas) di gesung Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (24/10). Dalam sidang tersebut Tujuh fraksi menyatakan menerima, sedangkan tiga fraksi lainnya menolak pengesahan Perppu Ormas menjadi UU. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPR RI Fadli Zon mengatakan bahwa jelang menutup akhir tahun 2017 jagat politik Indonesia tidak terlepas dari dampak pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta.

“Wajah dunia politik kita sepanjang tahun 2017 sepertinya sangat dipengaruhi oleh wajah Pilkada DKI. Hampir seluruh isu yang mewarnai Pilkada DKI, mulai dari isu SARA, politik identitas, atau isu hoax, yang oleh para pengamat di-framing sebagai kebangkitan populisme kanan, kemudian bergema secara nasional,” kata Fadli dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (31/12).

Masih dikatakan dia, sebagai bangsa majemuk, bangkitnya wacana politik identitas memang pantas membuat kita berkaca diri. Politik identitas, sambung dia, sangat erat kaitanya dengan proses aksi reaksi di lingkungan masyarakat. Mesti kita bertanya, apa yang telah membuat politik identitas seolah kembali bangkit belakangan ini?!”

“Sejak awal saya berpandangan jika perbenturan keras yang terjadi selama periode kampanye Pilkada DKI kemarin terlalu gegabah jika hanya didudukkan semata sebagai persoalan “sektarian versus kebhinekaan. Meminjam analisisnya Inglehart dan Norris, populisme biasanya berkembang karena dua faktor, yaitu kesenjangan ekonomi dan terjadinya benturan kebudayaan,” papar politikus PKS itu.

“Itu sebabnya saya berpandangan jika bangkitnya politik identitas yang terjadi belakangan ini tidak berangkat dari tergerusnya komitmen masyarakat terhadap kebhinekaan, tetapi karena dipancing oleh meningkatnya ketidakadilan sosial,” tegasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Andy Abdul Hamid