Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (kedua kiri) menyapa wartawan saat menunggang kuda di Padepokan Garuda Yaksa, Hambalang, Bogor, Senin (31/10). Pertemuan tersebut dalam rangka silaturahmi sekaligus membahas masalah bangsa, politik dan ekonomi. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/aww/16.

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon angkat bicara terkait tudingan yang menyebut Ketua Umumnya, Prabowo Subianto telah mengirim utusan untuk melobi Joko Widodo. Hal ini pun dibantah oleh Fadli melalui cuitannya dalam media sosial Twitter, Minggu (15/4).

“Enggak benar alias fiktif. N sdh jd FAKTA bhw @prabowo capres @Gerindra,” kata Fadli dalam akun Twitter resminya.

Tudingan ini dilemparkan oleh Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), M. Romahurmuziy alias Rommy, pada Sabtu (14/4) kemarin.

Menurutnya, terdapat utusan Prabowo yang mendatangi Jokowi untuk menanyakan kepastian tentang wacana Prabowo yang akan dijadikan cawapres Jokowi dalam Pilpres 2019 nanti. Rommy sendiri enggan mengungkapkan utusan yang dimaksud.

“Utusan Prabowo. Saya nggak bisa sebut. Intinya orang itu diutus untuk menanyakan kemungkinan Prabowo digandeng oleh pak Jokowi,” ungkap Rommy.

Rommy menyebut utusan itu merupakan tokoh yang langsung dikirim oleh Prabowo, bukan lewat Partai Gerindra. Pertemuan itu disebut Rommy terjadi dua minggu lalu.

“(Pertemuan) dua pekan lalu. Saya tidak bisa menjawab di mana,” sebutnya.

Fadli pun tampak berang dengan tudingan ini. Bahkan, ia juga melakukan mention atau menyebut akun Twitter Rommy dalam cuitannya.

“@MRomahurmuziy urus partai n capresnya sendiri sj jgn sok tau,” tegas pria yang juga menjabat Wakil Ketua DPR ini.

Di tempat yang lain, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sohibul Iman menyebutkan justru kubu Jokowi lah yang mengirim utusan kepada Prabowo terkait masalah ini. Adalah Luhut Binsar Panjaitan yang menjadi utusan Jokowi untuk melobi Prabowo.

Luhut dan Prabowo memang sempat bertemu di kediaman Prabowo, Hambalang, Bogor, pada beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan tersebut, Luhut mengaku telah beberapa kali menemui Prabowo.

Menurut Sohibul, Prabowo telah menegaskan sikapnya kepada Luhut dengan menolak menjadi Cawapres Jokowi. Sohibul menambahkan, ada dua jawaban yang diberikan Prabowo setiap kali bertemu Luhut.

“Beliau (Prabowo) sampaikan kepada saya, beliau menjawab ‘Itu tidak mungkin, tidak mungkin’,” kata Sohibul di sela acara senam dan jalan sehat dalam rangka Milad PKS yang ke-20 di Jakarta, Minggu (15/4).

Prabowo, jelas Sohibul, memang selalu bercerita kepadanya usai menemui Luhut. Berdasar cerita Prabowo, Sohibul mengakui jika Luhut memang berupaya merayu mantan Danjen Kopassus itu untuk menjadi Cawapres Jokowi.

“Wo, udah kalau kamu jadi cawapresnya Pak Jokowi, ini nanti semua bereslah gampang. Capres cawapres ini dengan mudah bisa direalisasikan. Presidennya Jokowi dan Wapresnya kamu,” kata Sohibul menirukan rayuan Luhut kepada Prabowo.

Mendengar ucapan Luhut, Prabowo pun disebut Sohibul telah menolaknya dengan halus.

“Bang abang jangan underestimate bahwa kalau Jokowi dengan Prabowo bersatu, itu belum tentu belum tentu ada yang bisa mengalahkan. Nanti pasti ada calon yang bisa mengalahkan dan kalau Jokowi-Prabowo kalah oleh calon yang tidak diperhitungkan atau underdog, itu lebih memalukan. Seperti di DKI,” ucap Sohibul menirukan penolakan Prabowo.

“Itu jawaban beliau dua kali. Karena itu saya yakin Pak Prabowo tidak mungkin mau dibujuk,” sambungnya seraya menutup.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan