Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan dan Sandiaga Uno berencana akan menghentikan langkah Pemprov DKI Jakarta yang mengajukan banding atas putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta terkait pemberian izin reklamasi. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com — Anggota DPD RI asal Jakarta, Fahira Idris mengaku terkesan dengan kinerja Pemerintah Provinsi DKI Jakarta selama 100 hari kepemimpinan Gubernur Anies Baswedan dan Wakil Gubernur Sandiaga Uno.

Ia bahkan menyatakan bahwa capaian Anies-Sandi berhasil membuat kecewa kaum pesimis yang selama ini selalu menganggap janji-janji kampanye Anies-Sandi tidak mungkin direalisasikan.

Kelompok ini disebut Fahira harus menelan kenyataan pahit karena ternyata dalam 100 hari memimpin Jakarta, Anies-Sandi berhasil menjalankan program-program unggulannya.

“Bahkan program DP Rumah Nol Rupiah yang selalu dilecehkan oleh kaum pesimis ini, berhasil di-groundbreaking. Mereka semakin ‘frustasi’ saat 21 Pengembang besar mendukung program ini dan segera membangun hunian DP Nol Rupiah. Mungkin mereka belum terbiasa menyaksikan pemimpin yang begitu cepat merealisasikan janji-janjinya,” sindir Fahira seperti yang dikutip dalam keterangan tertulisnya, Jum’at (26/1).

Fahira mengungkapkan, dari sekitar 29 capaian Anies-Sandi selama 100 hari kerja, perubahan paling besar yang terjadi dan mempunyai dampak luas adalah Anies-Sandi merubah paradigma pembangunan Kota Jakarta yang selama ini hanya menjadikan warga sebagai obyek, kini menjadi subyek atau bagian integral dan penting dari pembangunan kota.

“Hakekat pembangunan di mana warga sebagai subyek sudah dikembalikan di kota ini. Lihat saja program Community Action Plan atau program peningkatan kualitas kawasan permukiman kampung-kampung di Jakarta di mana warga diberi peran utama membangun kampung tempat mereka tinggal,” ujar Ketua Komite III DPD RI ini.

Oleh pemimpin terdahulu, lanjut Fahira, warga kampung masih dianggap dan distigmakan sebagai masalah pembangunan sehingga kebijakan yang terkait kehidupan mereka semuanya top down. Tidak heran warga harus berjuang sendiri mempertahankan kehidupan dan kampungnya bahkan hingga melakukan perlawanan hukum kepada pemimpin daerah yang seharusnya menyokong mereka.

“Era top down itu sekarang sudah berakhir. Sekarang warga dijadikan bagian utama dan solusi pembangunan kota. Itu perubahan fundamental yang saat lihat saat turun ke warga,” tukas Fahira.

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby