Jakarta, aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menilai format debat publik kedua Pemilu Presiden 2019 harus menghindari para calon presiden membawa contekan dalam memaparkan visi-misi dan program maupun menjawab pertanyaan panelis.
“Usulnya debat besok (Minggu, 17/2) tidak ada podium, sehingga orang berdebat secara terbuka tanpa membawa teks,” kata Fahri saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (16/2).
Dia mengatakan saat debat kedua tersebut, kedua kandidat harus dikonfrontir terkait visi-misi dan program yang dipaparkan agar masyarakat tahu siapa kandidat yang memiliki ide dan gagasan.
Menurut dia, masyarakat Indonesia memerlukan capres yang independen dalam hal pemikiran sehingga seharusnya tidak ada contekan dalam debat tersebut.
“Kita memerlukan capres yang independen, punya pikiran sendiri karena itu itu debat ini harus mengungkap siapa mereka sebenarnya,” ujarnya.
Fahri menilai rakyat Indonesia mengharapkan adanya perdebatan dalam debat kedua, itu sebagai bagian koreksi dari pelaksanaan debat pertama yang cenderung monoton dan mekanistik.
Menurut dia, debat yang monoton itu karena pertanyaan dibocorkan sejak awal dan jawabannya disusun oleh staf kandidat.
“Di debat pertama, pertanyaan diberitahu sejak awal lalu jawaban disusun dengan alternatif yang ada oleh staf calon masing-masing kandidat. Karena itu tidak bisa dihindari dalam debat, para pendebat melihat contekan,” katanya.
Sebelumnya, debat kedua Pilpres 2019 hanya diikuti capres dengan mengangkat tema energi, pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur.
Debat kedua tersebut akan dilaksanakan di Hotel Sultan, Jakarta pada Minggu (17/2) yang akan disiarkan langsung RCTI, GTV, MNC TV, dan iNews TV.
Dalam debat kedua tersebut, KPU membuat sesi eksploratif dengan menampilkan video berdurasi pendek terkait visi misi masing-masing calon presiden.
Tujuannya untuk melihat kemampuan eksploratif kandidat untuk memahami sekaligus menjelaskan dan mencari solusi atas masalah.
“Segmen di debat kedua sama dengan debat pertama, namun di segmen keempat yaitu sesi pertanyaan dari panelis, ada video pendek masing-masing kandidat, kami menamakannya sesi eksploratif,” kata komisioner KPU Wahyu Setiawan di Jakarta, Jumat (15/2).
Dia menjelaskan segmen satu pemaparan visi-misi, segmen kedua dan ketiga adalah pertanyaan panelis, segmen keempat adalah eksploratif, kelima inspiratif yaitu masing-masing kandidat bertanya pada kandidat lain.
Wahyu mengklaim format tersebut memungkinkan kandidat tampil rileks, original, dan lebih eksploratif menjelaskan secara rinci visi-misi serta program.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin