Jakarta, Aktual.com – Bangsa ini tidak serius membaca apa yang sebetulnya terjadi dibalik kisruh dan pola perang baru melakukan perangkap konspirasi untuk melemahkan negara. Orang yang menjadi korban dianggap lumrah.

Demikian disampaikan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah, di Jakarta, Rabu (8/7).

“Apalagi bangsa ini tidak memiliki pemikir sistem, makanya kemudian yang terjadi kita membiarkan ketika aparat hukum saling melemahkan dan bukan malah saling menguatkan seperti seharusnya,” katanya.

Dia pun mencontohkan bentuk saling menjatuhkan antarlembaga penegak hukum. “Hal seperti ini adalah sebuah bencana bagi kepastian hukum. Jika mau melihat akar dalam setiap krisis adalah munculnya ketidakpastian,” sergahnya.

Yang paling cepat menangkap signal itu adalah bidang ekonomi. “Makanya jangan heran kalau saat ini realisasi APBN rendah, penerimaan pajak turun, permintaan barang produksi dan hasilnya rendah,” paparnya.

Para pengusaha takut karena bagaimanapun yang namanya uang (investasi) hanya datang ke tempat tenang. “Kalau tidak tenang, uang itu pasti lari. Makanya jangan heran kalau ekonomi menjadi lesu saat ini,” katanya.

Kepastian, menurut dia, harus diciptakan dan hal itu harga mati untuk pemerintah agar menjaga supaya ada kepastian.

“Yang bahaya dalam situasi seperti ini adalah demokrasi. Karena kalau demokrasi tidak berwibawa maka akan muncul kekuatan lain yang lebih ril. Atau kalau tidak, yang muncul adalah otoriter baru atau Indonesia menjadi negara permanen dalam kegagalan,” demikian Fahri.

Artikel ini ditulis oleh: