Jakarta, Aktual.com — Wakil Ketua Dewan Perakilan Rakyat (DPR RI) Fahri Hamzah mengatakan ada upaya penghancuran citra lembaga DPR melalui operasi intelijen dalam kasus rekaman di MKD. Tindakan itu bertujuan melemahkan kontrol DPR untuk merampas bongkahan emas di gunung Grasberg bumi Papua.

“Upaya mereka merampas tanah Papua bukanlah roman picisan. Bongkahan emas di perut Grasberg adalah penyelamat hidup mereka” tulis Fahri di aku twitternya, dikutip Aktual, Rabu (9/12).

Lebih lanjut ia menceritakan, ada petinggi di negeri ini telah melakukan pertemuan dan kordinasi perpanjangan Freeport sebelum dilantik. Dalam pertemuan tersebut dihadiri pemilik Freeport, Calon menteri ESDM RI, Calon dirut Freeport.

Pada pertemuan itu terjadi deal untuk merampas tanah papua dengan memastikan perpanjangan kontrak Freeport.

“Untuk itu dilakukan operasi dengan segala cara. Pihak yang menghalangi akan jadi korban,” ungkap Fahri.

DPR sebagai kontrol dalam demokrasi Indonesia dihancurkan citranya dengan segala cara, baik melalui cara kasar ataupun halus.

“Setelah sekian lama gagal menghancurkan citra lembaga perwakilan rakyat dengan cara kasar, kini ingin dihancurkan secara halus lewat drama MKD dengan hashtag Papa Minta Saham,” tegas Fahri.

Fahri mengingatkan rakyat, jangan sampai lupa bahwa di balik pengadilan moral di MKD, ada 2 pucuk surat, yaitu surat untuk izinkan eksport konsentrat dan surat yang memberikan isyarat perpanjangan izin operasi.

“Mungkinkah dua surat ini keluar tanpa ada apa-apanya? Inilah yang harus dibuka, inilah guna Dewan perwakilan,” kicau Fahri.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka