Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah bersama Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio saat diskusi forum legislasi dengan tema Perlukah Penyederhanaan Target Prolegnas Memasuki Tahun Politik? di press room DPR, Jakarta, Selasa (8/8). Pertama DPR yang menyepakati Prolegnas tentunya setelah ada pembicaraan dengan pemerintah, yang kemarin sekitar 49 di awal tahun 2017, mungkin sekarang tinggal 40 dan masih ada beberapa yang sudah disahkan, termasuk pemilu, pembukuan, kebudayaan persitek dan lainnya dan itu banyak terakhir kemarin dan berarti sudah tinggal 40. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah menyebut bahwa anak-anak muda Indonesia, khususnya di zaman milenial layak memiliki masa depan yang lebih baik.

Karena itu, sambung dia, jangan karena ketidaktahuan atau ketidakmauan memahami persoalan secara mendalam akhirnya terjebak dalam pencitraan.

“Ingat, masa depan ini keras dan kejam, dimana kita semua bisa menjadi korban,” kicau Fahri mrlalui akun Twitter @Fahrihamzah, Rabu (3/1).

Menurut dia, milenial Indonesia merupakan pertanda adanya bonus demografi. Apalagi dalam politik, lanjut Fahri, bonus demografi akan dirasakan betul saat pemilu 2019 ini, dimana lebih dari 60 persen adalah pemilih muda, baik yang pemula maupun yang ada dalam jarak usia muda.

Oleh karena itu, kepada masyarakat milenial Indonesia, Fahri menyampaikan bahwa bidang ekonomi, bidang yang akan memberi makan dan kebutuhan dasar, menyalurkan pekerjaan dan berekspresi secara merdeka tanpa mengandalkan negara.

Namun masalahnya adalah, apakah negara sudah menuju track yang benar pada pemantapan ekonomi yang berkesinambung yang melibatkan generasi baru dalam ekonomi ini? Atau malah sebaliknya negara sedang menggali kubur bagi generasi baru ini?.

“Seperti akhir tahun kemarin, ada banyak pujian yang datang secara sepihak. Seorang pejabat negara mengirimkan saya sebuah guntingan koran jepan yang terkenal: NIKKEI shimbun yang katanya (saya nggak bisa baca) memuji-muji Indonesia.”

“(Berikut korannya). Sambil membaca artikel itu, saya mau sampaikan bagaimana cara kita hari ini mempersiapkan pondasi ekonomi yang kokoh bagi mereka dimasa depan, apakah akan jadi bangsa pemenang sejajar dengan bangsa besar lainnya, atau hanya jadi bangsa yang selalu dimangsa bangsa lainnya,” pungkas politikus PKS itu.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Eka