Jakarta, Aktual.co — Pengamat energi Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mengatakan, semestinya tim yang dipimpin oleh Faisal Basri itu tidak perlu selalu membuat pernyataan di media setiap kali menemukan temuan-temuan awal yang belum disertai bukti dan analisa yang mendalam terkait sentimen negatif ke Pertamina.
“Harusnya cukup memberi instruksi saja kepada pihak terkait untuk melakukan koreksi terhadap temuan-temuannya. Karena kan dengan berada di bawah Kementerian ESDM, maka power tim RTKM sebenarnya cukup kuat untuk melakukan itu,” kata Marwan saat dihubungi Aktual.co di Jakarta, Selasa (16/12).
Menurutnya, segala peryataan negatif yang dikemukakan Faisal Basri itu telah mengundang reaksinya yang juga negatif. Apalagi sempat keluar kalimat celaan kasar yang disampaikan oleh Faisal kepada pihak Pertamina, sementara data dasar pernyataan tersebut tidak melalui analisa yang komprehensif.
“Jangan sembarangan kalau informasi belum lengkap. Ini kan lembaga punya rakyat. Ini kan kejahatannya akibat oknum yang bukan hanya dari manajemen Pertamina saja,” ujarnya.
Marwan menghimbau tim RTKM untuk lebih cermat membaca permasalahan. Pasalnya, Pertamina juga berada di bawah pengawasan Pemerintah dan segala yang dilakukan Pertamina itu juga sudah seharusnya dengan sepengetahuan Pemerintah. Jika menyalahi aturan, maka semestinya Pemerintah juga bisa saja mengganti manajemen Pertamina tiap bulannya.
“Karena kan mereka (Pertamina) dibawah Menteri BUMN, Menteri ESDM dan Menteri Keuangan bahkan Presiden, seharusnya kalau pemerintah mau yah bisa saja sebulan sekali mengganti manajemen jika Pertamina dianggap merugikan negara. Tapi kalau justru malah dibiarkan maka yah jangan disalahkan juga manajemennya. kalau diatasnya tidak tegas atau malah ikut bermain, yah otomatis di bawahnya juga akan mengikuti,” terangnya.
“Ke depan untuk rakyat, Pertamina itu milik rakyat jangan juga dipojokan lembaganya. tapi oknumnya,” sebutnya.
Untuk diketahui, Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) terus mengungkapkan temuan-temuan data negatif terkait Pertamina kepada publik. Temuan itu menunjukkan Pertamina tidak transparan dalam mengimpor minyak. Bahkan dengan gamblang Faisal menyebut bahwa tidak benar Pertamina langsung membeli minyak dari National Oil Company (NOC) atau perusahaan minyak negara dan ada yang sengaja ditutupi oleh Pertamina.
Dikatakan pula oleh Ketua Tim RTKM Faisal Basri bahwa Pertamina hulu itu yang paling tidak punya performa, tapi gajinya paling tinggi dan targetnya tidak ada yang terpenuhi. Faisal menuding yang namanya eksplorasi di luar negeri itu bodong semua, menampikkan komitmen Pertamina yang sedang memburu produksi hingga ke Gurun Sahara.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka