Jakarta, Aktual.co — Terkait efektivitas pembentukan tim reformasi tata kelola migas memberantas mafia migas, Direktur Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan mafia migas sama seperti udara, sulit dilihat namun dapat dirasakan.

“Mafia migas itu sama seperti udara, tidak dapat dilihat tapi bisa dirasakan,” ujarnya saat diskusi Reformasi Migas di Warung Daun Jakarta, Sabtu (6/12).

Menurutnya, tim reformasi tata kelola migas sepertinya menargetkan ingin membubarkan Petral. Padahal, Petral masih diperlukan fungsinya dalam pengadaan minyak. Sesuai UU migas 2001, banyak badan usaha yang ingin melakukan impor minyak. Namun yang mampu melakukan hanya Pertamina dan AKR. AKR pun hanya mampu mengimpor satu persen.

“Petral seringkali dituduh mafia migas. Sepertinya Faisal Basri targetnya ingin membubarkan Petral. Pasalnya, Petral masih diperlukan dalam pengadaan minyak. Jangan-jangan usaha untuk membubarkan Petral akan ada unit baru di Pertamina yang fungsinya sama seperti Petral,” kata Komaidi.

Selain itu, ia juga menjelaskan alasan Petral berada di Singapura. Salah satunya yaitu pajak yang murah.

“Pajaknya lebih murah kalau perusahaan itu berada di Singapura. Perdagangan dunia salah satu sentralnya juga berada di Singapura. Ibaratnya jual baju, kita beli bahannya di Tanah Abang, Singapura sama seperti itu. Informasi itu harus sampai ke publik harusnya,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka