Jakarta, Aktual.co — Kepala Tim Reformasi Tata Kelola Migas (TRTKM) Faisal Basri mengatakan, pihaknya tidak akan menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN) ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Faisal Basri mengatakan, masa kerja TRTKM yang singkat menjadi alasan tim yang dibentuk oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tersebut untuk menyerahkan laporan harta kekayaannya. Penyerahan harta sendiri, agar tim terbebas dari titipan para mafia migas.
“Ini kan lima bulan, tidak ada ketentuannya,” kata Faisal Basri di Gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Rabu (24/12).
Sebelumnya, Konfederasi Serikat Pekerja Migas Indonesia (KSPMI) mengkritisi salah satu anggota TRTKM, Daniel Purba.
“Menjadi pertanyaan juga mengapa orang yang direkrut ke dalam tim reformasi, yang mewakili Pertamina itu bukanlah orang-orang yang menjadi bagian dalam perbaikan di Pertamina termasuk Petral. Dan saya rasa Daniel Purba bukanlah bagian dari proses perbaikan,” kata Presiden KSPMI Faisal Yusra di Jakarta, Senin (8/12).
Menurutnya, orang-orang yang termasuk ke dalam bagian perbaikan di tubuh Petral adalah jajaran yang ada sejak tahun 2012 sampai sekarang, yang mampu memutus rantai pembelian minyak melalui trader. Sementara Daniel Purba merupakan pejabat di Petral sebelum tahun 2012 yang membuat anak usaha Pertamina itu terjerumus dalam sejumlah kasus.
“Saya meyakini orang-orang yang menjabat di Petral sejak 2012 sampai sekarang, tapi sebelum tahun itu saya meragukan orang-orangnya. Dan jika Faisal Basri kemarin menyebut soal Hin Leong, saya rasa Daniel Purba juga terlibat,” ujarnya.
Perlu diketahui juga, sumber Aktual menyebutkan, Hin leong adalah perusahaan Trader dan Storage di Singapura. Perusahaan paling besar untuk dagang solar. Perusahaan ini terkenal suka membeli solar selundupan dari Indonesia dan suka menaikan harga MOPS sehingga merugikan Indonesia. Korelasi Hin Leong dengan Petral yang saat itu di bawah pimpinan Ari Soemarno adalah melalui Daniel Purba yang merupakan kolega Hin Leong.
“Waktu Daniel jadi VP Petral dibawah Ari Soemarno sewaktu menjabat Director di Petral dan Dirut Pertamina, semua solar impor dibeli dari Hin Leong. Maka dari itu seharusnya KPK audit kekayaan Daniel Purba yang sekarang menjadi anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas dibawah Faisal Basri,” kata sumber Aktual yang enggan disebutkan namanya.
Tim sendiri, dibentuk pada 16 November 2014 lalu. Tim tersebut terdiri atas Faisal Basri selaku ketua; Naryanto Wagimin sebagai Wakil Ketua yang juga menjabat sebagai pelaksana tugas Dirjen Migas Kementerian ESDM Darmawan Prasodjo; Susyanto selaku Sekretaris yang juga Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian ESDM; Chandra Hamzah, Darmawan Prasodjo, ekonom energi dan mantan Tim Pokja Transisi Pemerintahan; Fahmi Radi, pengamat energi Universitas Gadjah Mada Selanjutnya Rofikoh Rokhim, Kepala Management Research Center Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia; Agung Wicaksono, mantan penasihat Ketua Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4); Daniel Purba, Vice President Engineering and Project Management Pertamina; Parulian Sihotang, Vice President Risk Management Treasury and Tax SKK Migas; Teten Masduki, aktivis anti korupsi; Kepala Biro Hukum dan Humas Kementerian ESDM.
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby

















