Jakarta, Aktual.co — Pengamat Ekonomi sekaligus Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas, Faisal Basri mengungkapkan bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah disebabkan oleh naik-turunnya harga minyak dunia. Indonesia mengimpor minyak dalam jumlah yang besar untuk memenuhi pasokan premium dan solar bersubsidi dalam negeri.

“Rupiah melemah karena besarnya defisit pada minyak. Minyak sudah merambah kemana-mana dan itu membuat perekonomian kita menderita,” ujar Faisal diacara Ekonomi Outlook 2015, Kantor Bank Indonesia Jakarta, Kamis (4/12).

Lebih lanjut dikatakan Faisal, solusi jangka pendek yang bisa dilakukan ialah mengatur besaran subsidi. Ia memberikan contoh, setiap liter BBM hanya disubsidi Rp500, namun nilai tukar Rupiah berada dikisaran Rp11.000 dan harga minyak mentah Indonesia (ICP) USD75 per barel.

“Asumsi pertumbuhan motor dan mobil 5%, subsidi Rp500. Ciptakan defisit minyak hanya USD12,8 miliar. Maka masalah minyak bisa sedikit terurai, separuh masalah selesai, khususnya current account defisit, Rupiah jadi stabil,” pungkasnya.

Untuk diketahui, Impor minyak menyumbang angka besar terhadap defisit neraca berjalan. Dari defisit USD29,1 miliar pada 2013, impor minyak menyumbang angka USD22,5 miliar. 

Artikel ini ditulis oleh:

Eka