Jakarta, Aktual.com — Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) menilai masih banyak permasalahan dalam penerapan perubahan sistem Kartu Jakarta Pintar (KJP). Ketua Fakta, Azaz Tigor Nainggolan mengatakan, perubahan sistem memang baik, namun kurangnya sosialisasi menjadikan sistem baru KJP justru terlihat berantakan.
“Sosialisasi perubahan sistem ini masih kurang. Banyak warga yang mengeluhkan penggunaan ATM. Bagi mereka, ini merupakan sesuatu yang baru,” papar Tigor, Selasa (4/8).
Contoh nyata adalah banyaknya antrian di daerah-daerah yang masih ingin mengambil cash dana KJP. Belum lagi dilapangan, banyak ditemukan warga yang belum tahu cara penggunaan KJP.
“Mereka kan selama ini belanja menggunakan uang cash. Makanya saya tidak heran jika warga kebingungan ketika mendapatkan informasi, bahwa PIN harus diaktifkan. Bahkan saya terima ada pernyataan warga, apa itu PIN?,” ungkapnya.
Selanjutnya waktu pelaksanaan penggunaan dan pembelajaan KJP dibatasi dari 27 Juli 2015 hingga 3 Agustus 2015 juga memicu persoalan.
Sebab, tahun ajaran baru sekolah dimulai tanggal 27 Juli 2015. Warga keberatan dengan informasi yang berkembang yakni setelah tanggal 3 Agustus 2015 saldo ATM nol.
“Informasi tersebut belum pasti. Warga keberatan karena waktunya tergesa-gesa dan mendesak,” lanjut Tigor
Terakhir, sumber informasi bagi warga pemegang KJP juga berantakan,
Ketika mengetahui saldo nol, warga bertanya ke petugas Bank DKI. Namun bukan penjelasan, justru warga malah diminta bertanya ke pihak sekolah.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid