Aktual.com – Hasil quick count (hitung cepat) dua lembaga survei Indo Barometer dan Poltracking di Bengkulu meleset dari hitungan scan C1 KPU yang sudah 100 persen berdasarkan Sistem Informasi Penghitungan (Situng). 
Kedua lembaga itu merilis Jokowi sebagai sang petahana menang, namun saat dilihat website Situng KPU, Jumat (26/4), Prabowo yang menang. 
Disinyalir berpihak, akhirnya kedua lembaga survei itu mengakui angka quick count mereka berbeda dengan Situng KPU, namun hal itu dianggap masih dalam toleransi margin of error. 
Peneliti Indo Barometer, Tomo beralasan lembaganya hanya menggunakan 9 sampel TPS di Bengkulu, sehingga angka margin of error-nya melebar. Namun, dia memastikan, untuk total suara nasional, tidak akan berbeda jauh. 
“Sampel kami di Bengkulu hanya 9 TPS jadi makin sedikit sampelnya, margin of error makin besar. Namun secara nasional margin of error tetap 1 persen. Lagi pula perbedaan kami antara suara Jokowi dan Prabowo tipis,” jelas Tomo. 
Sedangkan, Manajer Riset Poltracking Indonesia, Arya Budi, menjelasakan hal yang sama ada margin of error di Bengkulu yang ternyata lebih besar dari nasional, yaitu 9,65 persen. 
“Untuk case Bengkulu sendiri, berdasarkan data cross tabulasi, margin of errornya mencapai 9,65% persen, karena sampel TPS di sana mengecil yaitu sebaran klusternya 0,75 persen atau di bawah 1 persen,” kata Arya Budi.
Meski begitu, secara nasional margin of errornya 1 persen, dan meyakini tidak akan berbeda jauh dari hasil Situng KPU. Karena itu dia menyarankan quick count tetap dibaca secara nasional. 
“Quick count Pilpres sebaiknya dilihat prosentase agregat nasional, bukan cross tabulasi per provinsi karena akan menimbulkan mispersepsi karena error tinggi,” tegasnya. 
Angka detailnya sebagai berikut:
Situng KPU
– Prabowo-Sandi: 50,13 persen
– Jokowi-Ma’ruf: 49,87 persen
Indo Barometer
Jokowi-Ma’ruf: 51,40 persen
Prabowo-Sandi: 48.60 persen
Poltracking
Jokowi-Ma’ruf: 58,78 persen
Prabowo-Sandi: 41,22 persen

Artikel ini ditulis oleh: