Jakarta, Aktual.com – Peserta program Diving Fam Trip-Thailand Operators And Media 2016 di Labuan Bajo, Nusa Tenggaran Timur (NTT) mulai 4 -10 September 2016 itu heran seribu heran. Masih ada “dinosaurus” yang masih bertahan hidup di Pulau Rinca, Pulau Komodo dan Pulau Padar. Kisah unik seputar kebiasaan hidup monser yang disebut Komodo itu betul-betul mengagumkan para peserta jalan-jalan itu.
“Memang harus diakui, Komodo itu satu-satunya di dunia, hanya ada di Indonesia,” kata Arief Yahya, Menteri Pariwisata RI dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (8/9).
Menpar Arief tidak bermaksud sombong, soal natural resourches dan keunikan langka itu. Di Indonesia yang berjajar 17.000 pulau saja, hanya ada tiga pulau di atas yang masih menjadi habitat ideal komodo. Kadal raksasa ini bisa berenang, di air tawar dan air laut. Tetapi, dia tidak mau berlari-lari dari ekosistemnya di Komodo.
“Saya yakin itu peserta fam trip sangat exciting, menyaksikan dengan mata kepala sendiri hewan purba yang masih hidup dan berdampingan dengan masyarakat,” ungkap Arief Yahya.
Peserta program Diving Fam Trip-Thailand Operators And Media 2016 ini pesertanya dari Thailand. Media menyempatkan diri mengunjungi dan melakukan trekking ke Pulau Rinca, dan tidak ke Pulau Komodo untuk melihat langsung Komodo. “Saya pernah trekking sampai ke atas bukit itu, dan pemandangannya wow banget,” kata Arief Yahya.
Untuk sampa di Loh Buaya atau Teluk Buaya yang menjadi pintu masuk Pulau Rinca, dengan kapal motor rombongan hanya membutuhkan waktu 45 menit perjalanan dari Labuan Bajo. Sekitar pukul 09.00 WITA, ketika turun ke dermaga, rombongan langsung disambut dua patung Komodo setinggi kurang lebih 3 meter. Itu sebagai tanda telah masuk kawasan Pulau Rinca yang menjadi habitat asli Komodo.
Beberapa puluh meter setelah melewati pintu gerbang, rombonga seperti sedang berada di gurun savama. Kesannya memang tandus dan gersang, tapi sangat indah sekali. Karena Pulau Rinca memiliki hamparan alam yang sangat menakjubkan.
Setelah berjalan kurang lebih 500 meter dari pintu gerbang, rombongan langsung disambut satu Komodo kecil yang ada di pinggir jalan belakang rumah petugas penjaga Pulau Rinca.
Kurang lebih 20 langkah kaki kemudian, rombongan juga disambut enam Komodo besar. “Wow luar biasa…itu komodo banyak dan besar sekali,”ungkap salah seorang Diving Fam Trip dari Thailand.
Petugas yang mendamping yang biasa disebut Ranger langsung memperingatkan supaya berhati-hati dan waspada. Sebab, Komodo bisa saja langsung menyerang. Apalagi kalau sedang lapar. Namun demikian, dengan didampingi 4 orang Ranger, rombongan bisa melihat dan memotret Komodo sepuasnya.
Tidak puas sampai di situ, rombongan pun melanjutkan trekking. Dalam perjalanan Ranger sempat menunjukkan sarang Komodo, yang digunakan untuk kawin dan bertelur. Disitu terlihat Komodo ternyata membuat goa kecil kalau mengerami telurnya.
Di Pulau Rinca ternyata tidak hanya ada Komodo. Tetapi juga ada beberapa jenis hewan lainnya. Seperti rusa, kera ekor panjang, kerbau dan berbagai jenis burung. Sehingga berkunjung ke Pulau Rinca memang sangat menapjubkan sekali.
Bahkan ketika sampai puncak trekking, kita akan bisa melihat dengan jelas hamparan padang savana dan lautan yang sangat indah sekali. Bahkan sepertinya kita sedang melihat sebuah studio foto dengan pemandangan yang sangat indah sekali.
Sementara itu data Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) penyebaran Biawak Komodo (Varanus komodensis) terakhir ditemukan di lima pulau yang masuk kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Selain Pulau Komodo, Biawak Komodo juga ada di Pulau Rinca, Gili Motang, Nusa Kode dan Pulau Padar.
Dari lima pulau tersebut, populasi Komodo paling banyak di Pulau Rinca. Pulau yang luasnya 19 ribu hektar tersebut memiliki populasi 2.318 ekor komodo. Jumlah tersebut lebih banyak bila dibandingkan dengan populasi di Pulau Komodo yang hanya 2.126 ekor.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka