Jakarta, Aktual.com – Pertumbuhan Industri konstruksi di Indonesia diperkirakan mencapai rata-rata 6,9% persen dari tahun 2017 hingga 2021. Diperkirakan ada lebih empat juta bangunan di Indonesia. Sebanyak 1.227 bangunan terdapat di Jakarta, namun hanya 140 bangunan yang memiliki sertifikasi bangunan hijau (green certified buildings), atau hanya 0,0035% dari jumlah gedung yang ada.
Pemerintah Indonesia mencanangkan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 29 persen di tahun 2020 dengan membuat peraturan yang lebih tegas bagi industri konstruksi, yang diharapkan untuk meningkatkan konstruksi berkelanjutan (sustainable construction) di kawasan ini. Pendekatan pragmatis terhadap rancangan struktur dan konstruksi telah mendorong pihak yang berkepentingan untuk merancang bangunan yang dapat meningkatkan kualitas hidup penghuninya.
Saat ini, pengurangan konsumsi energi dan polusi udara dalam ruangan (indoor air pollution) merupakan dua sasaran utama dari industri konstruksi yang bertekad untuk dicapai di setiap proyek. Selain menjadi faktor pelengkap serta estetika gedung, fasad bangunan sekarang dipandang penting sebagai aspek yang membantu keseluruhan struktur bangunan, dan menjadi lebih responsif terhadap lingkungan serta hemat energi.
Fasad bangunan, yang merupakan bagian dari selubung gedung, merupakan komponen terpenting dari sebuah gedung. Fasad bangunan tersebut memainkan peran penting untuk melengkapi bentuk struktur dan menentukan dampak visual terhadap lingkungan perkotaan.
Fasad bangunan pada dasarnya melindungi gedung dari gangguan luar, seperti cuaca buruk, hujan, angin, polusi dan panas. Hal ini harus menjadi perhatian penting bagi bangunan di Indonesia, yang dihadapkan pada kelembaban dan suhu tinggi. Pada saat transformasi prinsip hijau yang berkelanjutan (sustainable green principles) terwujud di kawasan ini, maka industri konstruksi Indonesia harus memiliki pandangan baru dan inovasi dalam mendesain dan membangun fasad bangunan.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam kontruksi fasad bangunan yang berkelanjutan (sustainable fasade construction) adalah perlindungan terhadap kebakaran. Sistem pemadam kebakaran beserta pengujian dan penerapan yang memadai merupakan kunci kinerja improvisasi pembangunan fasad bangunan. Tanpa mengurangi faktor estetis, fasad bangunan yang tahan air dan terisolasi, serta fasad bangunan yang dinamis yang memperhatikan pencahayaan dan ventilasi menjadi kata kunci secara global.
Berkaitan dengan perkembangan industri fasad bangunan yang tengah berkembang, Zak menyelenggarakan konferensi Zak World of Facades ke-32 di Jakarta pada tanggal 24 Agustus di Kempinski Grand Ballroom.
“Konferensi ini akan mendiskusikan tentang evolusi rancangan fasad bangunan, high performance glass untuk fasad bangunan, fasad bangunan yang berkelanjutan, kode energi serta peringkat untuk fasad bangunan, mitigasi kebakaran melalui rancangan fasad bangunan, fasad bangunan dengan efisiensi tinggi serta biaya efektif, manajemen proses fasad bangunan serta akan memeriksa berbagai dimensi, inovasi dan kecenderungan non-konvensional dari industri di Indonesia dibandingkan dengan peningkatan global “ ungkap Syed Zakir Ahmed, Ketua & Direktur Utama, Zak Exhibitions & Conferences dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat (11/8).
“Konferensi Zak World of Facades siap menjadi acuan kebijakan bagi solusi cerdas, penggunaan efektif dan efisien dari sumber daya yang tersedia, menemukan solusi bagi masalah terkait keselamatan kebakaran dan konstruksi bangunan hijau di Indonesia serta memberi dorongan pada bisnis konstruksi fasad bangunan hijau dengan melibatkan pengambil keputusan yang tepat,” tambahnya.
Zak World of Facades akan dihadiri oleh perwakilan dari para arsitek terkemuka, konsultan fasad bangunan, para pengembang, pejabat pemerintah, PMC, kontraktor utama, Sustainability consultants, Fire consultants, kontraktor fasad bangunan, konsultan biaya, Glass processors & Structural consultants, dan sebagainya. Perusahaan yang terlibat dalam konferensi tersebut antara lain, AirmasAsri, PDW Architects, Meinhardt Façade Technology, Aedas, Denton Corker Marshall Architects, Archimetric, AirkonPratama, Farpoint Prima, PTI Architects, Paul Adam Facades, Hong Kong Land, Turner, SinarmasLand, Arup dan Inhabit Group.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka