Banda Aceh, Aktual.com — Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh menilai, fasilitas publik di tempat-tempat wisata di provinsi ini kurang memadai.

“Fasilitas publik kurang memadai ini terjadi hampir di semua tempat wisata. Ini keluhan yang sering kami terima dari wisatawan,” kata Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh, Umar Macthub, kepada jurnalis media, di Banda Aceh, Selasa (05/04).

Menurut Umar Macthub, fasilitas publik di tempat wisata yang kurang memadai tersebut di antaranya Mushala dan tempat air wudu yang belum representatif.

Selain itu, juga toilet yang tidak ada atau tidak layak dan lain sebagainya. Padahal, fasilitas publik ini sudah menjadi kebutuhan dasar bagi setiap wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata.

“Masalah ini sering dikeluhkan wisatawan. Terutama wisatawan dari Malaysia. Jika masalah ini tidak diatasi, tentu akan memberi dampak negatif bagi industri kepariwisataan di Aceh,” kata Umar Macthub.

Oleh karena itu, Umar Macthub mendorong pemerintah daerah maupun pengelola objek-objek wisata untuk memperhatikan ketersediaan maupun kelayakan fasilitas publik tersebut.

Jika tidak, lanjut dia, akan mempengaruhi kunjungan wisatawan. Dan ini juga berdampak kepada pelaku ekonomi pariwisata lainnya, seperti industri kerajinan dan sebagainya.

“Pariwisata ini memiliki dampak ekonomi multiefek. Satu sektor saja bermasalah, tentu akan berdampak kepada yang lain. Karena itu, kami berharap masalah fasilitas publik tempat wisata yang kurang memadai ini harus diselesaikan,” kata Umar Macthub.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara