Jakarta, Aktual.com — Kurs dolar AS menguat terhadap sebagian besar mata uang utama lainnya di New York pada Kamis (19/5) (Jumat pagi WIB), karena investor masih mencerna risalah Federal Reserve bersifat “hawkish” yang dirilis pekan ini.
Menurut risalah pertemuan Fed pada yang dirilis Rabu, para pejabat terbuka untuk kenaikan suku bunga pada Juni, jika perekonomian AS terus membaik.
“Sebagian besar peserta menilai bahwa jika data yang masuk konsisten dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua, kondisi pasar tenaga kerja terus menguat, dan inflasi membuat kemajuan menuju target dua persen, maka kemungkinan akan tepat bagi Komite (Pasar Terbuka Federal/FOMC) meningkatkan kisaran target untuk suku bunga federal funds pada Juni,” menurut risalah. .
Risalah memicu spekulasi pasar bahwa bank sentral AS akan menaikkan suku bunga lebih dari satu kali pada tahun ini.
Di sisi ekonomi AS, pada pekan yang berakhir 14 Mei angka pendahuluan untuk klaim pengangguran awal disesuaikan secara musiman mencapai 278.000, turun 16.000 dari tingkat direvisi pekan sebelumnya, kata Departemen Tenaga Kerja, Kamis.
Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,22 persen menjadi 95,286 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro jatuh menjadi 1,1200 dolar dari 1,1229 dolar pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris naik menjadi 1,4619 dolar dari 1,4587 dolar. Dolar Australia turun ke 0,7224 dolar dari 0,7234 dolar.
Dolar dibeli 109,92 yen Jepang, lebih rendah dari 109,93 yen pada sesi sebelumnya. Dolar naik menjadi 0,9902 franc Swiss dari 0,9861 franc Swiss, dan beringsut naik ke 1,3087 dolar Kanada dari 1,2991 dolar Kanada.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara