Suahasil menyebutkan berbagai negara seperti Argentina dan Turki yang tidak memiliki fundamental ekonomi yang baik sehingga mata uangnya rentan terhadap penguatan dolar AS.

“Kalau Indonesia kurang baik, tapi mempunyai reformasi yang bisa dipercaya, Indonesia akan ada di posisi yang lebih baik,” jelasnya.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak melemah sebesar 30 poin menjadi Rp14.073 dibandingkan posisi sebelumnya Rp14.043 per dolar AS.

Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta mengatakan minimnya sentimen positif yang beredar di dalam negeri membuat pergerakan nilai tukar rupiah kembali melemah terhadap dolar AS.

Selain itu, pelaku pasar juga merespon pernyataan salah satu anggota Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Raphael Bostic yang menyakini adanya kenaikan suku bunga The Fed pada tahun ini sebanyak tiga kali.

“Perekonomian AS yang dinilai cenderung membaik menyebabkan tekanan inflasi akan meningkat sehingga perlu diredam dengan kenaikan suku bunga,” katanya.

 

(Wisnu)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara