Jakarta, Aktual.co — Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, akan menggelar kembali Festival “Bengawan Bojonegoro”, terutama karnaval perahu hias menyusuri perairan Bengawan Solo di daerah setempat bersamaan dengan peringatan HUT kabupaten itu.
“Karnaval perahu hias ini akan kembali digelar tahun depan. Pesertanya harus lebih banyak lagi, bahkan kalau perlu pesertanya mencapai seribu perahu,” kata Bupati Bojonegoro Suyoto di Bendung Gerak Bengawan Solo di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Bojonegoro, Kamis (16/10).
Pada kesempatan itu, Suyoto memberangkatkan sebanyak 24 peserta karnaval perahu hias Festival “Bengawan Bojonegoro”, dari lokasi Bendung Gerak Bengawan Solo, dengan disaksikan ribuan wisatawan domestik (wisdom), yang memadati lokasi bendung.
Tidak hanya itu, wisdom lainnya juga memadati sepanjang aliran sungai (DAS) Bengawan Solo, yang dilalui karnaval perahu hias mulai dari Bendung Gerak, termasuk yang memadati dilokasi pemberhentian di tambangan Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk.
Di sepanjang perjalanan, peserta perahu hias dikawal dua perahu karet dari Tim SAR Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
Menurut Suyoto, pelaksanaan Festival “Bengawan Bojonegoro” yang akan digelar tahun depan akan dilaksanakan lebih besar, di antaranya, dengan cara mendatangkan tokoh-tokoh nasional, yang bersedia datang, karena memiliki kepedulian dengan lingkungan.
“Festival “Bengawan Bojonegoro” ini tujuan utamanya bukan menjadikan Bengawan Solo, sebagai obyek wisata, tetapi bertujuan mengajak masyarakat agar menggauli Bengawan Solo, dengan tidak merusak lingkungannya, seperti membuang sampah seenaknya termasuk mengenduk pasir dengan memanfatkan peralatan mekanik,” paparnya.
Seorang penjaga jembatan bambu di Bengawan Solo di Desa Ledokkulon, Kecamatan Kota, Supriyanto, menjelaskan jembatan bambu di wilayah setempat ada tiga lokasi, yang menghubungkan sejumlah desa di Kecamatan Trucuk, dengan Kota Bojonegoro.
Menurut dia, tiga jembatan bambu itu, di musim kemarau selalu menjadi sarana warga sejumlah desa di Kecamatan Trucuk, untuk menyeberang Bengawan Solo, yang akan menuju ke Kota atau warga kota yang akan bepergian ke sejumlah desa di Kecamatan Trucuk.
“Jembatan bambu terpaksa dibongkar dan dipasang kembali beberapa kali, karena ada perahu lewat baik yang berangkat menuju lokasi Bendung Gerak atau ketika pelaksanaan karnaval perahu hias,” ungkapnya.

Artikel ini ditulis oleh: