Mereka juga menyiapkan sejumlah tempat untuk parkir kendaraan para penonton dan tamu luar kota, puluhan spot untuk tempat para pedagang kaki lima menggelar dagangan, dan sekitar 40 rumah warga untuk transit dan menginap para tamu serta pengisi pementasan. Sejak sekitar tiga-empat bulan terakhir, mereka bekerja bersama menyiapkan segala sesuatu untuk Festival Lima Gunung XVII/2018.
Kadus Pangadi juga menjalin koordinasi dengan aparat desa dan kecamatan, serta sejumlah organisasi sosial kemasyarakat setempat untuk dukungan bagi kelangsungan festival di dusunnya.
“Kami menginginkan festival tahun ini memang di dusun kami. (Komunitas, red.) Lima Gunung menyetujui, maka kami siapkan segalanya. Kami ingin menunjukkan wajah dusun kami apa adanya,” ujarnya.
Oleh karena realitas masyarakat dusun setempat itu pulalah, para petinggi Komunitas Lima Gunung memancangkan jurus-jurus kearifan dan kebijaksanaan lokal. Apabila festival-festival sebelumnya segala keperluan penyiapan tempat mengandalkan warga dan pemuda dusun masing-masing, dalam festival tahun ini mereka mengirim para pemuda ke Wonolelo untuk membantu pembuatan panggung dan penyiapan tempat-tempat lainnya.
“Kalau siang memang orang-orang Wonolelo harus bekerja, makanya kerja bakti seperti membikin panggung ini baru bisa dikerjakan sore dan malam,” kata Sekretaris Panitia Festival Lima Gunung XVII/2018 Bambang Ardiansah.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid