Denpasar, Aktual.com — Bali tidak sekedar Pantai Kuta, tempat wisatawan mancanegara berjemur di pasir putih atau bermain papan selancar di atas gulungan ombak yang dahsyat, namun Pulau Dewata juga memiliki banyak objek wisata yang menarik serta keunikan seni dan budaya yang diwarisi masyarakat setempat.
Keanekaragaman seni budaya serta kegiatan ritual yang kokoh dalam hidup keseharian masyarakat setempat mampu menjadikan wisatawan mancanegara berulang kali menghabiskan liburan ke Pulau Seribu Pura.
Wisatawan tampaknya tidak pernah merasa bosan dan jenuh karena selalu akan menemukan suasana baru serta atraksi yang unik dan menarik untuk mereka nikmati.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung kini mengemas ‘Festival Nusa Penida (FNP)’ untuk mempromosikan potensi pariwisata Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali.
Festival yang dipusatkan di Pulau Nusa Lembongan berlangsung selama tiga hari, 2-4 Oktober 2015 dibuka Menteri Pariwisata Arief Yahya didampingi Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta dan Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta.
Promosi pariwisata itu menampilkan berbagai kegiatan antara lain tari rejang massal yang melibatkan 1000 penari wanita mulai dari murid sekolah dasar, SMP, SMA hingga ibu-ibu anggota PKK.
Suguhan tari itu untuk mengiringi kegiatan ritual “Pekelem” yakni pengorbanan suci yang ditujukan kepada Dewa Baruna atau penguasa laut unuk keselamatan biota laut.
Pengorbanan suci menggunakan sarana serba warna hitam, yakni itik (bebek) dan ayam hitam.
Selain itu juga digelar “nangluk merana” yang bertujuan untuk menghilangkan wabah penyakit di perairan laut sehingga mampu mensejahterakan masyarakat di Pulau Nusa Penida yang sebagian besar menggantungkan kehidupannya di laut, baik sebagai nelayan maupun mengembangkan rumput laut.
Sesuai lontar sunari gama, kedua jenis ritual yang digelar secara berkesinambungan setiap tahun itu untuk menghanyutkan kekotoran alam dan mengambil tirta amarta di tengah laut.
Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta menyatakan ritual pekelem itu sebagai penerapan konsep Tri Hita Karana yakni hubungan yang harmonis dan serasi sesama umat manusia, manusia dan lingkungan serta manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Melalui kegiatan tersebut semua komponen secara bersama-sama menjaga laut sebagai sumber daya yang harus dipelihara. “Mulai hari ini kita tancapkan komitmen untuk memelihara laut,” ujar Suwirta.
Selain itu mengajak semua komponen maupun sekaa seni untuk membangkitkan kesenian agar berkembang dan lestari, sehingga wisatawan yang datang ke Nusa Penida selain bisa menikmati wisata laut juga menikmati seni dan budaya.
Festival Nusa Penida juga diisi dengan penanaman hutan bakau, pelestarian terumbu karang, lomba papan selancar, menyelam menikmati panorama alam bawah laut dan berbagai kegiatan petualangan yang menarik lainnya melibatkan wisatawan, komponen pariwisata dan masyarakat setempat.
5.000 pelancong Perairan Nusa Penida memiliki belasan bahkan ratusan jenis ikan hias berwarna-warni menjadi daya tarik wisata bahari daerah kepulauan itu.
Sejumlah kapal wisata yang mangkal di Pelabuhan Benoa Kota Denpasar setiap pagi mengangkut ratusan wisatawan untuk menikmati panorama keindahan alam bawah laut yang berangkat pagi hari, kemudian kembali pada sore harinya.
Kapal wisata yang dirancang sedemikian rupa di bagian bawahnya itu para penumpang dapat menikmati ratusan jenis ikan hias yang hidup bebas di habitatnya kawasan konservasi laut Nusa Penida.
Terumbu karang yang menjadi tempat berkembang biaknya ratusan jenis ikan hias itu dipelihara dan dijaga kelangsungannya sehingga tetap lestari dan menjadi salah satu daya tarik wisata.
Menurut Bupati Klungkung Nyoman Suwirta, kegiatan promosi pariwisata itu berhasil menyedot kedatangan sekitar 5.000 wisatawan lokal, nusantara dan mancanegara berkunjung ke Nusa Penida.
Kegiatan yang lebih ditingkatkan pada masa mendatang itu diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi masyarakat Nusa Lembongan, Jungutbatu, Nusa Penida dan Kabupaten Klungkung.
FNP ke depan diharapkan bisa memberi jawaban untuk meningkatkan kunjungan pelancong mencapai target satu juta orang setiap tahun dalam lima tahun mendatang, karena permulaan itu sudah mampu menunjukkan hasil yang lumayan bagus.
Peningkatan kunjungan wisatawan itu diharapkan memberikan dampak positif terhadap pendapatan asli daerah (PAD) dan membaiknya tingkat kesejahteraan masyarakat di pulau terpencil itu.
Pihaknya segera melakukan koordinasi antar-kabupaten/kota dan pelaku pariwisata, sehingga data kunjungan ke Nusa Penida akurat.
Bupati asal Nusa Ceningan Pulau Nusa Penida itu mengharapkan pelaku pariwisata dapat menciptakan persaingan yang sehat dan bersama masyarakat menjaga kebersihan lingkungan sehingga mampu membuat wisatawan merasa nyaman dan aman.
Potensi besar Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, Bali memiliki potensi besar dalam bidang pariwisata yang bisa menarik kunjungan sedikitnya sepuluh juta wisatawan mancanegara setiap tahunnya.
Proyeksi kunjungan wisman ke Bali masih empat juta orang pertahun. Untuk itu perlu dorongan, agar Bali bisa menghasilkan kunjungan sepuluh juta wisman pada tahun 2019.
Pariwisata Bali selama ini baru berpusat di selatan Pulau Dewata, padahal daerah ini memiliki potensi destinasi yang merata, baik di timur, utara, barat bahkan tenggara, termasuk Nusa Penida, sebuah pulau yang terpisah dengan daratan Bali yang secara administrasi masuk wilayah Kabupaten Klungkung.
Pihaknya ingin mengembangkan destinasi baru agar tidak berpusat di Bali selatan saja. Realita ini merugikan wilayah lainya yang mempunyai potensi besar, khususnya Kepulauan Nusa Penida.
Namun upaya itu terkendala bidang infraktruktur seperti jalan, pelabuhan, air bersih dan listrik.
Menurut Menteri Arief Yahya pihaknya segera berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan kementerian terkait lainya untuk mempercepat pengembangan Nusa Penida dengan harapan mampu memperbaiki tingkat kesejahteraan masyarakat setempat sekaligus mendukung pengembangan pariwisata.
Artikel ini ditulis oleh: