Janet Yellen - The Fed Fund Rate naik. (ilustrasi/aktual.com)
Janet Yellen - The Fed Fund Rate naik. (ilustrasi/aktual.com)

Jakarta, Aktual.com – Gubernur The Fed, Janet Yellen diperkirakan akan menaikkan suku bunga The Fed sebanyak tiga kali di tahun ini. Jika hal itu terjadi maka akan menjadi pukulan besar bagi industri keuangan dalam negeri, karena likuiditasnya tersedot ke luar.

“Tentu saja kalau The Fed fund rate naik tiga kali akan ada capital outflow yang besar dari Indonesia ke Amerika Serikat. Kondisi itu akan mengganggu likuiditas sektor keuangan kita yang kian kering,” tandas ekonom senior UGM, Tony Prasetiantono, di Jakarta, ditulis Rabu (18/1).

Namun demikian, kata dia, kenaikan FFR tak akan terjadi sampai tiga kali. Yang akan terjadi bisa seperti tahun lalu dan tahun 2015 yang sebelumnya akan menaikkan tiga kali, tapi kenyataannya hanya terjadi sekali sebesar 25 basis points (bps).

“Karena bagi AS sendiri jika FFR naik, ada risiko bagi mereka. AS akan over liquidity dan dolar AS akan menguat. Itu tentu tak akan positif bagi mereka. Jadi dampak kenaikan FFR itu, ganggu likuiditas ke kita tapi kelebihan likuiditas ke mereka. Jadi sama-sama ada risiko,” paparnya.

Dampak bagi AS, kata Tony, jika FFR naik maka otomatis USD akan menguat. Kondisi tersebut dalam kaca mata Trump yang ingin memperbaiki defisit perdagangan tentu tak akan baik. Sebab, dengan USD menguat defisit perdagangannya pasti akan semakin lebar.

“Trump pasti tak mau kalau USD terlalu kuat. Di tambah lagi, kondisi harga saham di New York sudah US$ 19.800. Menurut saya itu tak masuk akal. Karena tak sesuai dengan underlying ekonominya. Itu terjadi hanya karena sentimen saja,” ujarnya.

Kondisi ekonomi seperti itu, jelas Tony, akan rawan terjadi koreksi. Sehingga yang ada, dana itu akan kembali lagi ke negara emerging market dan Indonesia tetap favorit bagi dana-dana asing yang mau masuk.

(Busthomi)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka